Beberapa hari terakhir dunia digemparkan oleh adanya epidemi penyakit yang konon disebabkan oleh bakteri E.coli.
Puluhan korban berjatuhan dari negara-negara seperti Jerman, Austria,
Republik Czech, Perancis, swedia dll. Spanyol dituding sebagai biang
keladi penyebab penyebaran penyakit tersebut sampai-sampai perdana
menterinya, Jose Luis Rodrigues Zapatero, menjadi berang dengan
pemberitaan yang menyudutkan negaranya. Sampai-sampai ia mengajukan
tuntutan ganti rugi atas pengembalian ekspor mentimun dan hasil
pertanian mereka dari negara-negara Eropa yang termakan pemberitaan
tersebut.
Apakah E. coli itu??
E. coli atau Eschericia coli
sebenarnya merupakan bakteri normal tubuh yang hidup bersimbiosis pada
usus besar manusia dan hewan vertebrata lainnya. Dalam jumlah yang
normal, simbiosis yang terjadi merupakan simbiosis yang saling
menguntungkan ( mutualisme ). Bakteri mendapatkan zat makanan dari hasil
penguraian sisa-sisa makanan dan inangnya memperoleh keuntungan karena
bakteri ini selain menguraikan sisa-sisa makanan agar mudah dikeluarkan
oleh tubuh, juga membantu proses sintesis vitamin K. Selain itu dalam
bidang bioteknologi, E.coli sering dijadikan sebagai agen untuk produk-produk bioteknologi seperti produksi hormon insulin.
Ada bermacam-macam strain ( galur ) E.coli yang kita kenal, diantaranya adalah:
- Entero Patogenic E.coli ( EPEC )
- Entero Toksigenic E coli ( ETEC )
- Entero Heamorrhagic E coli ( EHEC )
- Entero Invansif E coli ( EIEC )
- Entero Agregatif E.coli ( EAEC )
Diperkirakan strain yang tengah
mewabah di Eropa adalah dari hasil mutasi EAEC dan EHEC. EAEC
menyebabkan diare parah karena memproduksi racun hemolisin yang
menyerang mukosa usus.
Mutasi dua jenis bakteri ini menghasilkan strain baru yaitu O104 yang sangat mematikan.
Adapun gejala infeksi E,coli yang menyerang Eropa adalah sebagai berikut:
- Kram perut
- Diare
- Haemorrhagic colitis ( diare berdarah )
- Demam
- Muntah
Karakteristik umum dari infeksi
mikroorganisme tersebut diantaranya memiliki masa inkubasi antara 3
sampai 8 hari an akan sembuh setelah 10 hari. Namun dalam kasus yang
mewabah di eropa ini, keadaan tidak seperti normalnya, melainkan
berlanjut ke keadaan yang semakin gawat yaitu terjadinya Haemolytic Uremic Syndrome ( HUS ) dengan gejala-gejala sebagai berikut
- Kegagalan Ginjal akut ( Acute renal Failure )
- Kekurangan trombosit ( Trombocytopenia ) dan
- Anemia
Bahkan keadaanya bisa mencapai
gangguan neurologis sampai stroke, koma atau epilepsi. kurang lebih 10
persen penderita infeksi EHEC akan berlanjut pada HUS, angka kematian
berkisar antara 3 sampai 5 persen.
Yang jelas kita berharap agar
jangan sampai wabah tersebut sampai ke Indonesia. seperti kita ketahui
bahwa salah satu penyebab termutasinya beberapa mikroorganisme menjadi
lebih agresif salah satunya disebabkan oleh paparan UV yang semakin
besar intensitasnya memasuki bumi. Penyebabnya tak lain adalah
penggunaan zat-zat kimia yang menyebabkan polusi udara dan penipisan
lapisan ozon. untuk itu marilah sedikit demi sedikit kita mulai peduli
dengan lingkungan dan kebersihan baik kebersihan diri, lingkungan dan
sesuatu yang kita makan.
0 komentar:
Posting Komentar