1. Teori Abiogenesis
Teori abiogenesis disebut juga teori generatio spontanea. Pokok dari teori ini menyatakan bahwa kehidupan berasal dari benda atau materi tidak hidup dan kehidupan terjadi secara spontan (generatio spontanea). Ilmuwan yang mengemukakan teori ini adalah seorang filsafat Yunani kuno, yakni Aristoteles (384–322 SM). Dengan melihat organisme di sekeliling-nya, Aristoteles berkesimpulan bahwa makhluk hidup muncul secara tiba-tiba. Contohnya, seekor cacing yang keluar dari dalam tanah, maka cacing
tersebut berasal dari tanah. Contoh lainnya, katak yang keluar dari lumpur, maka katak tersebut berasal dari lumpur.
Teori abiogenesis disebut juga teori generatio spontanea. Pokok dari teori ini menyatakan bahwa kehidupan berasal dari benda atau materi tidak hidup dan kehidupan terjadi secara spontan (generatio spontanea). Ilmuwan yang mengemukakan teori ini adalah seorang filsafat Yunani kuno, yakni Aristoteles (384–322 SM). Dengan melihat organisme di sekeliling-nya, Aristoteles berkesimpulan bahwa makhluk hidup muncul secara tiba-tiba. Contohnya, seekor cacing yang keluar dari dalam tanah, maka cacing
tersebut berasal dari tanah. Contoh lainnya, katak yang keluar dari lumpur, maka katak tersebut berasal dari lumpur.
Ilmuwan lain yang mendukung teori ini adalah John
Needham (1700). Ilmuwan dari Inggris ini melakukan percobaan dengan
merebus sebentar air kaldu yang berasal dari sepotong daging. Air kaldu
tersebut menjadi keruh karena adanya mikroorganisme. Ilmuwan tersebut
kemudian berkesimpulan bahwa mikroorganisme berasal dari air kaldu.
2. Teori Biogenesis
Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lagi. Teori biogenesis merupakan lawan dari teori abiogenesis. Para ilmuwan yang mendukung teori biogenesis adalah Francesco Redi (1626–1697), Abbe Lazzaro Spallanzani (1729–1799), dan Louis Pasteur (1822–1895). Ketiga ilmuwan ini melakukan percobaan dan membuktikan teori biogenesis.
Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lagi. Teori biogenesis merupakan lawan dari teori abiogenesis. Para ilmuwan yang mendukung teori biogenesis adalah Francesco Redi (1626–1697), Abbe Lazzaro Spallanzani (1729–1799), dan Louis Pasteur (1822–1895). Ketiga ilmuwan ini melakukan percobaan dan membuktikan teori biogenesis.
a. Percobaan Francesco Redi
Francesco Redi adalah orang pertama yang melakukan percobaan untuk menentang teori abiogenesis. Redi melakukan percobaan dengan menggunakan daging segar dan dua stoples ( Gambar 7.18). Stoples pertama diisi dengan daging dan dibiarkan terbuka (tidak ditutup), sedangkan stoples kedua diisi daging dan ditutup rapat.
Francesco Redi adalah orang pertama yang melakukan percobaan untuk menentang teori abiogenesis. Redi melakukan percobaan dengan menggunakan daging segar dan dua stoples ( Gambar 7.18). Stoples pertama diisi dengan daging dan dibiarkan terbuka (tidak ditutup), sedangkan stoples kedua diisi daging dan ditutup rapat.
Setelah beberapa hari, di dalam stoples yang terbuka
terdapat larva. Redi berkesimpulan bahwa larva tersebut berasal dari
lalat yang masuk ke dalam stoples kemudian bertelur. Untuk meyakinkan
kesimpulannya tersebut, Redi melakukan percobaan yang kedua. Kali ini
stoples ditutupi dengan kain kasa sehingga masih terjadi hubungan dengan
udara, tetapi lalat tetap tidak dapat masuk. Setelah beberapa hari,
didapatkan daging dalam stoples tersebut membusuk, tetapi dalam daging
tersebut tidak terdapat larva. Redi mengemukakan tidak adanya larva ini
karena lalat tidak bisa menyimpan telurnya dalam daging. Oleh karena
itu, Redi berkesimpulan bahwa larva lalat bukan berasal dari daging yang
membusuk.
Untuk membuktikan teori biogenesis, Redi melakukan dua percobaan, yakni membiarkan satu stoples terbuka dan lainnya tertutup.
b. Percobaan Lazzaro Spallanzani Pada
percobaan Spallanzani, digunakan air rebusan dari daging atau (air
kaldu). Air kaldu tersebut dimasukkan ke dalam dua labu, kemudian
dipanaskan. Setelah dipanaskan, labu I dibiarkan terbuka. Sementara itu,
setelah air kaldu dalam labu II dipanaskan, labu kemudian ditutup rapat
menggunakan gabus.
Setelah beberapa hari, air kaldu dalam labu I menjadi
keruh dan berbau busuk yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme.
Mikroorganisme tersebut berasal dari udara bebas yang masuk ke labu I
karena tidak ditutup.
Pada labu II, ternyata tidak ada perbedaan dari
sebelumnya. Air kaldu tetap jernih. Jernihnya air kaldu ini disebabkan
tidak adanya udara yang masuk ke dalam labu
Percobaan Spallanzani menunjukkan bahwa pada labu
terbuka terdapat kehidupan yang berasal dari mikroorganisme yang ada di
udara. Pada labu yang ditutup tidak terdapat kehidupan. Berdasarkan hal
tersebut, Spallanzani berkesimpulan bahwa kehidupan bukan berasal dari
air kaldu, tetapi berasal dari makhluk hidup lainnya. Akan tetapi, para
penganut abiogenesis menyanggah penelitian ini dan mengatakan bahwa
mikroorganisme tidak tumbuh karena tidak terdapat udara. Udara
dibutuhkan untuk menyokong kehidupan.
c. Percobaan Louis Pasteur
Louis Pasteur adalah seorang ahli biokimia dari Perancis yang berhasil menumbangkan teori abiogenesis. Hasil percobaannya tidak dapat disang-gah lagi oleh pendukung teori abiogenesis. Percobaan yang dilakukan Louis Pasteur ini sebenarnya penyempurnaan dari percobaan yang dilakukan oleh Spallanzani.
Louis Pasteur adalah seorang ahli biokimia dari Perancis yang berhasil menumbangkan teori abiogenesis. Hasil percobaannya tidak dapat disang-gah lagi oleh pendukung teori abiogenesis. Percobaan yang dilakukan Louis Pasteur ini sebenarnya penyempurnaan dari percobaan yang dilakukan oleh Spallanzani.
Pasteur menggunakan labu berleher seperti angsa dalam
percobaannya Labu berleher seperti angsa ini diisi dengan air kaldu.
Fungsi dari labu leher angsa ini adalah agar hubungan antara labu dan
udara luar masih ada, artinya masih terdapat oksigen. Labu ini
dipanaskan untuk men-sterilkan air kaldu dari mikroorganisme. Setelah
dipanaskan, labu kemudian
didinginkan dan disimpan.
didinginkan dan disimpan.
Setelah beberapa hari, ternyata air kaldu dalam labu
leher angsa tetapjernih, namun di bagian lehernya banyak terdapat debu
dan partikel-partikel, sedangkan di labu lainnya yang tidak berleher
angsa, air kaldunya mengan-dung mikroorganisme. Berdasarkan hasil
percobaannya, Louis Pasteur menyimpulkan bahwa mikroorganisme yang ada
dalam air kaldu bukan berasal dari air kaldu itu sendiri, melainkan dari
mikroorganisme yang ada di udara.
Hasil percobaan Louis Pasteur berhasil menumbangkan
teori abiogenesis. Dari hasil percobaannya, Pasteur mengajukan teori
baru tentang asal-usul kehidupan. Isi teori disebut menyatakan beberapa
hal, di antaranya omne vivum ex ovo , yakni setiap makhluk hidup berasal
dari telur, omne ovum ex
vivo, yakni setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan omne vivum ex vivo, yakni setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
vivo, yakni setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan omne vivum ex vivo, yakni setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
3. Teori Evolusi Kimia Ternyata
gugurnya teori abiogenesis oleh teori biogenesis tidak membuat ilmuwan
berhenti menyelidiki tentang asal-usul kehidupan. Sekarang, timbul
pertanyaan, jika makhluk hidup berasal dari makhluk hidup, dari manakah asal mula makhluk hidup yang pertama? Untuk menjawab itu, muncullah teori evolusi kimia. Ilmuwan yang menyatakan teori tersebut adalah Harold Urey. Urey menyatakan bahwa pada periode tertentu, atmosfer bumi mengan-dung molekul metana (CH 4), amonia (NH 4), air (H2O), dan karbon dioksida(CO2).
pertanyaan, jika makhluk hidup berasal dari makhluk hidup, dari manakah asal mula makhluk hidup yang pertama? Untuk menjawab itu, muncullah teori evolusi kimia. Ilmuwan yang menyatakan teori tersebut adalah Harold Urey. Urey menyatakan bahwa pada periode tertentu, atmosfer bumi mengan-dung molekul metana (CH 4), amonia (NH 4), air (H2O), dan karbon dioksida(CO2).
Karena pengaruh dari energi petir dan sinar kosmis,
zat-zat tadi bereaksi. Hasil reaksi tersebut menghasilkan suatu zat
hidup yang diduga virus. Zat hidup tersebut berkembang selama jutaan
tahun membentuk makhluk hidup. Teori yang dikemukakannya tersebut,
kemudian dikenal dengan teori Urey .
Untuk membuktikan teori ini, Stanley Miller
melakukan sebuah percobaan. Peralatan yang dirancang Miller, yakni
ruang bunga api diisi dengan campuran gas meniru atmosfer purba,
sementara botol kaca kecil diisi dengan air murni seperti sup purba.
Miller membuat kilat buatan dengan bunga api listrik di antara dua
elektroda dalam atmosfer buatan tersebut. Ia juga memanaskan air laut
tiruannya. Percobaan ini berlangsung selama seminggu dan dapat
menghasilkan beragam senyawa organik.
Di alam nyata, reaksi kimia ini akan berjalan selama
jutaan tahun sehingga dapat membentuk hasil yang lebih kompleks. Pada
titik tertentu dari proses yang panjang ini, senyawa kimia dapat
terbentuk dengan sendirinya. Jika pada proses membentuk diri ini
terkadang terdapat kesalahan, senyawa kimia ini dapat menyesuaikan diri
dan berevolusi melalui proses seleksi kimiawi. Jadi, kehidupan tidak
terbentuk secara tiba-tiba melainkan timbul secara bertahap dari senyawa
tidak hidup.
4. Teori Evolusi Biologi
Alexander Ivanovich Oparin ( Gambar 7.21 ) mengemukakan bahwa evolusi zat-zat kimia terjadi sebelum di bumi terdapat kehidupan. Seperti sebelumnya, zat anorganik berupa air, metana, karbon dioksida, dan amonia terkandung dalam atmosfer bumi. Zat anorganik tersebut membentuk zat-zat organik akibat adanya radiasi dari energi listrik yang berasal dari petir.
Alexander Ivanovich Oparin ( Gambar 7.21 ) mengemukakan bahwa evolusi zat-zat kimia terjadi sebelum di bumi terdapat kehidupan. Seperti sebelumnya, zat anorganik berupa air, metana, karbon dioksida, dan amonia terkandung dalam atmosfer bumi. Zat anorganik tersebut membentuk zat-zat organik akibat adanya radiasi dari energi listrik yang berasal dari petir.
Suhu di bumi terus menurun. Ketika sampai pada titik
kondensasi, terjadi hujan yang mengikis batuan di bumi yang banyak
mengandung zat-zat anorganik. Zat-zat anorganik tersebut terbawa ke
lautan yang panas. Di lautan ini terbentuk sup purba atau sup
primordial. Sup purba terus berkembang selama berjuta-juta tahun. Di
dalam sup purba, terkandung zat
anorganik, RNA, dan DNA. RNA yang dibutuhkan dalam proses sintesis protein dapat terbentuk dari DNA. Akibatnya, terbentuklah sel pertama. Sel pertama tersebut mampu membelah diri sehingga jumlahnya semakin banyak. Sejak saat itulah evolusi biologi berlangsung.
anorganik, RNA, dan DNA. RNA yang dibutuhkan dalam proses sintesis protein dapat terbentuk dari DNA. Akibatnya, terbentuklah sel pertama. Sel pertama tersebut mampu membelah diri sehingga jumlahnya semakin banyak. Sejak saat itulah evolusi biologi berlangsung.
a. Terbentuknya Makhluk Hidup Prokariotik
Sejarah kesuksesan makhluk hidup prokariotik dimulai sedikitnya pada 3,5 miliar tahun yang lalu. Prokariotik merupakan bentuk kehidupan pertama dan paling sederhana. Mereka hidup dan berevolusi di bumi selama 2 miliar
tahun. Prokariotik dianggap paling primitif, karena selnya hanya memiliki membran sel. DNA, RNA hasil transkripsi, dan molekul-molekul organik berada dalam sitoplasma tanpa dibatasi membran.
Sejarah kesuksesan makhluk hidup prokariotik dimulai sedikitnya pada 3,5 miliar tahun yang lalu. Prokariotik merupakan bentuk kehidupan pertama dan paling sederhana. Mereka hidup dan berevolusi di bumi selama 2 miliar
tahun. Prokariotik dianggap paling primitif, karena selnya hanya memiliki membran sel. DNA, RNA hasil transkripsi, dan molekul-molekul organik berada dalam sitoplasma tanpa dibatasi membran.
Prokariotik pertama kemungkinan merupakan
kemoautrotof yang menyerap molekul organik bebas dan ATP di sup purba
melalui sintesis abiotik. Seleksi alam menyebabkan prokariotik yang
dapat mengubah ADP menjadi ATP melalui glikolisis bertambah. Akhirnya,
prokariotik yang dapat melakukan fermentasi berkembang dan hal tersebut
menjadi cara hidup organisme di bumi karena belum tersedianya O2.
Beberapa Archaebacteria dan beberapa bakteri obligat anerob yang
sekarang hidup melalui fermentasi, mirip dengan prokariotik terdahulu.
b. Terbentuknya Organisme Fotoautotrof
Ketika kecepatan konsumsi bahan organik oleh fermentasi prokariotik melebihi kecepatan sintesis untuk menggantikan molekul organik, berkembanglah prokariotik yang dapat membuat molekul organiknya sendiri. Pada prokariotik awal, pigmen yang dapat menyerap cahaya digunakan untuk menyerap kelebihan energi cahaya (terutama dari sinar ultraviolet) yang membahayakan bagi sel yang hidup di permukaan.
Ketika kecepatan konsumsi bahan organik oleh fermentasi prokariotik melebihi kecepatan sintesis untuk menggantikan molekul organik, berkembanglah prokariotik yang dapat membuat molekul organiknya sendiri. Pada prokariotik awal, pigmen yang dapat menyerap cahaya digunakan untuk menyerap kelebihan energi cahaya (terutama dari sinar ultraviolet) yang membahayakan bagi sel yang hidup di permukaan.
Selanjutnya, pigmen ini mampu melakukan transfer
elektron untuk sintesis ATP. Prokariotik ini mirip dengan Archaebacteria
yang disebut bakteri halofik. Pigmen yang menangkap cahaya dikenal
dengan bakteriorhodopsin
yang dibuat pada membran plasma. Prokariotik lain memiliki pigmen yang dapat menggunakan cahaya untuk transfer elektron dari hidrogen sulfida (H2S) menjadi NADP+ dan dapat memfiksasi CO2. Akhirnya, Eubacteria memiliki cara untuk menggunakan H2O sebagai sumber elekton dan hidrogen. Bakteri ini adalah Cyanobacteria pertama yang mampu membuat molekul organik dari air dan CO2.
yang dibuat pada membran plasma. Prokariotik lain memiliki pigmen yang dapat menggunakan cahaya untuk transfer elektron dari hidrogen sulfida (H2S) menjadi NADP+ dan dapat memfiksasi CO2. Akhirnya, Eubacteria memiliki cara untuk menggunakan H2O sebagai sumber elekton dan hidrogen. Bakteri ini adalah Cyanobacteria pertama yang mampu membuat molekul organik dari air dan CO2.
Cyanobacteria berkembang dan mengubah bumi dengan
melepaskan O2 sebagai efek fotosintesis. Cyanobacteria berkembang antara
2,5 miliar hingga 3,4 miliar tahun yang lalu. Mereka hidup bersama
prokariotik lain membuat koloni. Fosil koloni ini disebut stromatolit
yang banyak ditemukan di perairan air tawar dan air laut
c. Bangkitnya Organisme Eukariotik
Eukariotik berkembang sekitar 1,2 miliar tahun yang lalu. Hal yang sangat membedakan eukariotik dengan prokariotik adalah adanya organel-organel yang memiliki membran. Bagaimana sel eukariotik yang kompleks dapat terbentuk dari prokariotik yang sederhana?
Eukariotik berkembang sekitar 1,2 miliar tahun yang lalu. Hal yang sangat membedakan eukariotik dengan prokariotik adalah adanya organel-organel yang memiliki membran. Bagaimana sel eukariotik yang kompleks dapat terbentuk dari prokariotik yang sederhana?
Sistem membran organel-organel pada eukariotik dapat
terbentuk dari invaginasi yang terspesialisasi. Pada eukariotik
terdahulu, invaginasi (pelekukan ke dalam) dapat terjadi sehingga
membentuk membran inti dan retikulum endoplasma.
Proses lain yang disebut endosimbiosis
menjelaskan pembentukan mitokondria, kloroplas, dan beberapa organel
eukariotik lain. Teori ini di-kemukakan oleh Lynn Margulis . Endo
berarti di dalam dan simbiosis berarti hidup bersama. Endosimbiosis
terjadi ketika sel simbion hidup secara permanen di dalam sel lain (sel
inang) dan interaksi ini menguntungkan keduanya .
Berdasarkan teori ini, eukariotik berkembang setelah
sel fotosintesis muncul dan oksigen melimpah di atmosfer. Kloroplas dan
mitokondria tampaknya merupakan evolusi sel prokariotik yang melakukan
endosimbiosis dengan sel prokariotik besar. Nenek moyang mitokondria
kemungkinan besar adalah sel prokariotik heterotrof yang mampu
menggunakan oksigen dan menghasilkan energi. Adapun nenek moyang
kloroplas kemungkinan adalah Cyanobacteria.
Sel eukariotik hasil endosimbiosis ini sekarang kita
kenal dengan nama Protista. Makhluk hidup eukariotik satu sel ini sangat
beranekaragam. Beberapa Protista dapat berfotosintesis, sebagian lagi
bersifat heterotrof dan dapat aktif bergerak. Sebagian mirip jamur dan
mendapatkan makanan
dengan menyerap secara absorpsi.
dengan menyerap secara absorpsi.
Makhluk hidup eukariotik banyak sel, seperti rumput
laut, tumbuhan dan hewan kemungkinan berasal dari Protista yang
berkoloni. Koloni Protista tersebut mengalami spesialisasi dan saling
bergantung satu sama lain, namun semakin efisien dalam melakukan
aktivitasnya. Hal ini terus terjadi hingga kehidupan memasuki daratan
dan muncullah makhluk hidup banyak sel yang lebih kompleks.
Bukti-bukti evolusi ini semakin diperkuat oleh
sistematika molekuler berdasarkan perbandingan DNA organisme.
Perbandingan gen RNA mengidentifikasikan bahwa alpha proteobacteria
adalah kerabat dekat mitokondria dan Cyanobacteria adalah kerabat dekat
kloroplas. Sistematika molekuler memberikan cara baru mengungkap evolusi
dan kekerabatan makhluk hidup.
5. Waktu Geologis
Berdasarkan catatan geologis, bumi ini telah ada
kurang lebih 4,5 miliar tahun yang lalu sebagai hasil dari sebuah
ledakan mahadahsyat di angkasa. Kehidupan diperkirakan mulai hadir 1
miliar tahun dan oleh para ahli percaya bahwa lautan merupakan tempat
awal mula hadirnya kehidupan. Keberadaan organisme multiseluler dimulai
kira-kira 600 juta tahun yang lalu pada awal masa Paleozoic.
Ada empat masa yang dikenal berdasarkan kehadiran
makhluk hidup. nMasa tersebut adalah proterozoik, paleozoik, mesozoik,
dan senozoik
a. Proterozoik
Awal mula hadirnya kehidupan, masa ini ada sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu. Sebuah fosil batuan pada masa ini, ditemukan mengandung fosil mikroorganisme primitif yang dikenal dengan bakteri (prokariotik). Organisme eukariotik kemudian muncul sekitar 1,5 miliar tahun yang lalu.
b. Paleozoik (Kehidupan Kuno)
Pada masa ini, diperkirakan mulai munculnya tumbuhan, invertebrata, dan hewan vertebrata pertama, masa ini terjadi sekitar 230 juta sampai dengan 600 juta tahun yang lalu. Perkembangan masa ini dimulai dengan semakin banyaknya kehadiran organisme invertebrata di lautan. Beberapa jenis di antaranya masih tersisa hingga kini, di antaranya adalah kelompok Echinodermata, Arthropoda, dan Mollusca. Pada masa ini juga mulai hadirnya zaman karbon sehingga diduga mulai terjadi invasi tumbuhan di daratan.
Pada masa ini, diperkirakan mulai munculnya tumbuhan, invertebrata, dan hewan vertebrata pertama, masa ini terjadi sekitar 230 juta sampai dengan 600 juta tahun yang lalu. Perkembangan masa ini dimulai dengan semakin banyaknya kehadiran organisme invertebrata di lautan. Beberapa jenis di antaranya masih tersisa hingga kini, di antaranya adalah kelompok Echinodermata, Arthropoda, dan Mollusca. Pada masa ini juga mulai hadirnya zaman karbon sehingga diduga mulai terjadi invasi tumbuhan di daratan.
Selama zaman karbon ini, cuacanya sangat panas dan
lembap. Di daratan banyak terdapat tumbuhan dan konifer. Jenis tumbuhan
dan hewan pada masa inilah yang memberikan kita ketersediaan bahan bakar
fosil pada masa sekarang. Serangga juga diduga mulai mengisi daratan.
Ukuran serangga yang hidup pada masa itu lebih besar dari serangga yang
umum kita lihat saat ini. Selain itu, ikan pertama pun mulai muncul di
laut.
Perbandingan DNA memberikan
cara baru untuk mengetahui
kekerabatan antarmakhluk hidup.
cara baru untuk mengetahui
kekerabatan antarmakhluk hidup.
Empat masa kehadiran makhluk hidup
c. Mesozoik (Zaman Reptilia)
Zaman ini merupakan awal mula hadirnya tumbuhan berbunga, dinosaurus, burung, dan mamalia. Masa ini terjadi antara 250 sampai dengan 60 juta tahun yang lalu. Pada masa ini, banyak spesies reptil dari masa zaman karbon mengalami kepunahan tanpa sebab yang pasti dan digantikan dengan jenis dinosaurus. Masa ini dipenuhi dengan jenis-jenis dinosaurus herbivora dan karnivora. Pada zaman jurasik dan cretaceous, jenis reptil yang hidup berukuran sangat besar. Beberapa jenis Sauropods, seperti Brontosaurus dan Brachiosaurus merupakan organisme terbesar yang pernah hidup di daratan bumi kita.
Zaman ini merupakan awal mula hadirnya tumbuhan berbunga, dinosaurus, burung, dan mamalia. Masa ini terjadi antara 250 sampai dengan 60 juta tahun yang lalu. Pada masa ini, banyak spesies reptil dari masa zaman karbon mengalami kepunahan tanpa sebab yang pasti dan digantikan dengan jenis dinosaurus. Masa ini dipenuhi dengan jenis-jenis dinosaurus herbivora dan karnivora. Pada zaman jurasik dan cretaceous, jenis reptil yang hidup berukuran sangat besar. Beberapa jenis Sauropods, seperti Brontosaurus dan Brachiosaurus merupakan organisme terbesar yang pernah hidup di daratan bumi kita.
d. Senozoik (Zaman Mammalia)
Pada masa ini mulai terjadi penyebaran makhluk hidup sehingga terjadi diversifikasi tumbuhan berbunga, serangga, burung dan mamalia. Selain itu, masa ini juga merupakan awal mula hadirnya manusia (sekitar 3 jut
Pada masa ini mulai terjadi penyebaran makhluk hidup sehingga terjadi diversifikasi tumbuhan berbunga, serangga, burung dan mamalia. Selain itu, masa ini juga merupakan awal mula hadirnya manusia (sekitar 3 jut
0 komentar:
Posting Komentar