Teknik Tanam Hidroponik- Dalam bidang pertanian, bioteknologi memberi andil dalam usaha pemenuhan kebutuhan makanan. Beberapa hasil biotekhnologi dalam
bidang pertanian antara lain kultur jaringan, hidroponik, pembuatan
tumbuhan kebal hama, dan tumbuhan yang mampu mengikat nitrogen sendiri.
Pada
bagian ini kita akan mempelajari teknik tanam dengan sistem hidroponik,
karena di antara hasil bioteknologi bidang pertanian, teknik ini paling
memungkinkan untuk kita lakukan.
Hidroponik (hydroponics)
adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media
tanamnya. Di kalangan umum, istilah ini dikenal sebagai “bercocok tanam
tanpa tanah”. Termasuk juga bercocok tanam di dalam pot atau wadah
lainnya yang menggunakan air atau bahan yang bersifat porus, seperti
pecahan genting, pasir kali, kerikil, spons, sabut kelapa, arang kayu,
dan sebagainya.
Istilah hidroponik lahir tahun 1936, untuk memberi
hasil percobaan DR.WF.Gericke, seorang agronomis dari Universitas
California, USA. Hasil percobaannya berupa tomat setinggi 3 meter yang
penuh buah dan ditanam dalam bak berisi mineral hasil uji cobanya. Maka
sejak itu hidroponik berarti hydros adalah air dan ponics untuk
menyebut pengerjaan atau bercocok tanam. Dalam perkembangannya
hidroponik tidak lagi sebatas di laboratorium saja, tetapi dengan teknik
yang sederhana dapat diterapkan siapa saja, termasuk ibu rumah tangga.
a. Keunggulan hidroponik
Kelebihan sistem tanam hidroponik antara lain sebagai berikut.
1) Perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol.
2) Pemakaian pupuk lebih hemat.
3) Tanaman hidroponik dapat tumbuh lebih pesat dengan keadaan tidak kotor dan tidak rusak.
4) Beberapa jenis tanaman bisa dibudidayakan di luar musim.
5) Tanaman hidroponik dilakukan pada lahan atau ruang yang terbatas, misalnya: di atap, dapur, atau garasi.
b. Metode hidroponik
Pada dasarnya metode hidroponik dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1) Hidroponik substrat
Metode
ini tidak menggunakan air sebagai media, tetapi menggunakan media padat
(bukan tanah) yang dapat menyerap atau menyediakan nutrisi, air, dan
oksigen serta mendukung akar tanaman seperti halnya fungsi tanah. Media
yang dapat digunakan dalam hidroponik substrat antara lain batu apung,
pasir, serbuk gergaji, atau gambut.
Media tanam sebelum digunakan
harus dilakukan sterilisasi dahulu. Cara paling umum dilakukan adalah
dengan penguapan atau dengan bahan kimia. Larutan nutrisi atau pupuk
diberikan dengan cara disiramkan atau dialirkan melalui sistem irigasi,
setiap pemberian larutan nutrisi, harus dapat melembapkan barisan
tanaman secara seragam. Banyaknya penyiraman tergantung dari pertumbuhan
tanaman, jenis substrat, dan iklim. Permukaan substrat yang kasar dan
tidak teratur harus lebih sering disiram.
2) Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique)
Metode
ini dilakukan dengan cara meletakkan akar tanaman pada lapisan air yang
dangkal. Air tersebut dialirkan dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan
tanaman. Perakaran berkembang di dalam larutan nutrien.
c. Larutan nutrien
Larutan
nutrien atau zat hara, adalah makanan bagi tanaman yang berupa campuran
garam-garam pupuk yang dilarutkan dan diberikan secara teratur. Karena
pada sistem hidroponik, media tanam hanya sebagai penopang akar,
sehingga garam-garam pupuk harus mengandung semua unsur yang diperlukan
tanaman.
Zat-zat hara untuk keperluan hidroponik dapat diperoleh
di pasaran dalam bentuk formula yang sudah jadi, seperti Hyponex atau
Margaflor.
d. Merakit hidroponik
Jenis
tanaman yang dapat ditanam secara hidroponik, baik di kebun maupun di
rumah antara lain, cabai, paprika, tomat, asparagus, bunga kol, seledri,
selada, semangka, labu, jagung manis, terung, dan tanaman hias.
Berikut ini cara merakit hidroponik untuk menanam tanaman seperti tomat, paprika, dan melon.
1) Persiapan lahan
Untuk
menghindari tanaman dari pengaruh lingkungan, sebaiknya dibangun rumah
plastik. Ukurannya disesuaikan dengan luas lahan. Bagian alas/lantai
dibuat bedengan dengan lebar sekitar 70 cm dan panjangnya sesuai lahan
yang tersedia. Tinggi bedengan sekitar 20-30 cm. Kemudian bedengan
ditutup dengan plastik hitam yang agak tebal untuk mencegah penularan
penyakit yang berasal dari tanah.
2) Persiapan wadah
Sebagai
wadah untuk menanam hidroponik dapat digunakan polibag atau kantong
plastik hitam ukuran tinggi 50 cm dan diameter 30 cm. Dipilih warna
hitam agar sinar matahari tidak mampu menembus akar, jadi tidak ada
kemungkinan ganggang tumbuh dan merusak akar. Pada dasar polibag
dilubangi untuk keluar air dan samping polibag juga dilubangi 4 tempat.
3) Memasukkan media tanam
Lapisan
pertama masukkan ijuk atau sabut kelapa yang sudah disterilkan/ditumbuk
sebagai filter, lalu di atasnya diberi pasir setinggi 30 cm. Media ini
harus dalam keadaan steril.
4) Penanaman bibit
Setiap polibag hanya ditanam satu bibit saja. Polibag yang sudah ditanami bibit diatur di atas bedengan.
5) Penyiraman larutan nutrien
Penyiraman paling mudah dilakukan dengan menggunakan gembor atau hand sprayer.
Larutan nutrien dapat diperoleh di toko obat pertanian yang khusus
untuk hidroponik, atau dapat digunakan NPK, urea, dan TSP sebagai pupuk
makro, sedangkan pupuk mikro pilih pupuk yang mengandung Mn, Fe, Zn, dan
Cu. Penggunaan pupuk makro sesuaikan fase pertumbuhan.
6) Perawatan lain
Beberapa jenis perawatan yang perlu dilakukan adalah:
a)
Pengikatan atau pengajiran, agar tanaman dapat berdiri tegak, setelah
umur 1 minggu. Ajir dapat terbuat dari kayu atau bilah bambu.
b)
Pemangkasan, daun-daun yang sudah tua sebaiknya dipangkas. Untuk
beberapa tanaman seperti paprika cabang yang tidak dipilih sebagai
cabang untuk berproduksi, dipangkas menggunakan gunting yang tajam.
c) Pemberantasan hama, disemprot dengan insektisida sesuai dosis yang dibutuhkan.
Senin, 11 Februari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar