Bakteri, dari kata
Latin bacterium (jamak,
bacteria), adalah kelompok raksasa dari
organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan
uniselular (ber
sel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa
nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti
mitokondria dan
kloroplas. Struktur sel mereka dijelaskan lebih lanjut dalam artikel mengenai
prokariota, karena bakteri merupakan prokariota, untuk membedakan mereka dengan organisme yang memiliki sel lebih kompleks, disebut
eukariota.
Istilah "bakteri" telah diterapkan untuk semua prokariota atau untuk
kelompok besar mereka, tergantung pada gagasan mengenai hubungan mereka.
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar (berada di mana-mana) di
tanah,
air, dan sebagai
simbiosis dari organisme lain. Banyak
patogen
merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya
berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam
diameter (
Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki
dinding sel, seperti sel
hewan dan
jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda (
peptidoglikan). Banyak yang bergerak menggunakan
flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok lain.
Sejarah
Bakteri pertama ditemukan oleh
Anthony van Leeuwenhoek pada
1674 dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Istilah
bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον yang memiliki arti "
small stick".
Struktur sel
Struktur sel prokariota
Artikel utama struktur sel bakteri
Seperti prokariota (organisme yang tidak memiliki selaput inti) pada
umumnya, semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana.
Struktur bakteri yang paling penting adalah
dinding sel.
Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan
Gram negatif didasarkan pada perbedaan struktur dinging sel. Bakteri
Gram positif memiliki dinding sel yang terdiri atas lapisan
peptidoglikan yang tebal dan asam
teichoic. Sementara bakteri Gram negatif memiliki lapisan luar,
lipopolisakarida
- terdiri atas membran dan lapisan peptidoglikan yang tipis terletak
pada periplasma (di antara lapisan luar dan membran sitoplasmik).
Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lainnya seperti
flagela dan
fimbria
yang digunakan untuk bergerak, melekat dan konjugasi. Beberapa bakteri
juga memiliki kapsul atau lapisan lendir yang membantu pelekatan bakteri
pada suatu permukaan dan
biofilm formation. Bakteri juga memiliki
kromosom,
ribosom dan beberapa spesies lainnya memiliki
granula makanan,
vakuola gas dan
magnetosom.
Beberapa bakteri mampu membentuk
endospora yang membuat mereka mampu bertahan hidup pada lingkungan ekstrim.
Morfologi/bentuk bakteri
Berbagai bentuk tubuh bakteri
Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
- Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
- Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
- Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
- Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar
- Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
- Staphylococcus, jika bergerombol
- Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
- Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:
- Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
- Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
- Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
- Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran
- Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
Bentuk tubuh/
morfologi
bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh
karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya
harus sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya
relatif lebih besar daripada yang sudah tua.
Alat gerak bakteri
Gambar alat gerak bakteri: A-Monotrik; B-Lofotrik; C-Amfitrik; D-Peritrik;
Banyak
spesies bakteri yang bergerak menggunakan
flagel.
Hampir semua bakteri yang berbentuk lengkung dan sebagian yang
berbentuk batang ditemukan adanya flagel. Sedangkan bakteri kokus jarang
sekali memiliki flagel. Ukuran flagel bakteri sangat kecil, tebalnya
0,02 – 0,1 mikro, dan panjangnya melebihi panjang
sel bakteri. Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima golongan, yaitu:
- Atrik, tidak mempunyai flagel.
- Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.
- Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.
- Amfitrik, mempunyai sejumlah flagel pada kedua ujungnya.
- Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.
Suhu
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan:
- Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30°C, dengan suhu optimum 15°C.
- Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55°C, dengan suhu optimum 25° – 40°C.
- Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° – 75°C, dengan suhu optimum 25° – 40°C
Pada tahun 1967 di
Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93° – 94°C.
Suhu
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan:
- Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30°C, dengan suhu optimum 15°C.
- Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55°C, dengan suhu optimum 25° – 40°C.
- Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° – 75°C, dengan suhu optimum 25° – 40°C
Pada tahun 1967 di
Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93° – 94°C.
Kelembapan
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi,
kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan
kegiatan
metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.
Cahaya
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya merusak sel
mikroorganisme yang tidak ber
klorofil. Sinar
ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya
ionisasi
komponen sel yang berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan
kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar
sterilisasi atau pengawetan bahan
makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan atau zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies dari
Bacillus yang
aerob dan beberapa spesies dari
Clostridium yang
anaerob dapat mempertahankan diri dengan
spora.
Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora. Endospora
dibentuk oleh penggumpalan protoplasma yang sedikit sekali mengandung
air. Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap keadaan lingkungan
yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan bakteri aktif. Apabila
keadaan lingkungan membaik kembali, endospora dapat tumbuh menjadi satu
sel bakteri biasa. Letak endospora di tengah-tengah sel bakteri atau
pada salah satu ujungnya.
Kelembapan
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi,
kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan
kegiatan
metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.
Cahaya
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya merusak sel
mikroorganisme yang tidak ber
klorofil. Sinar
ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya
ionisasi
komponen sel yang berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan
kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar
sterilisasi atau pengawetan bahan
makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan atau zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies dari
Bacillus yang
aerob dan beberapa spesies dari
Clostridium yang
anaerob dapat mempertahankan diri dengan
spora.
Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora. Endospora
dibentuk oleh penggumpalan protoplasma yang sedikit sekali mengandung
air. Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap keadaan lingkungan
yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan bakteri aktif. Apabila
keadaan lingkungan membaik kembali, endospora dapat tumbuh menjadi satu
sel bakteri biasa. Letak endospora di tengah-tengah sel bakteri atau
pada salah satu ujungnya.
Peranan Bakteri
Bakteri menguntungkan
Bakteri pengurai
Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, serta
sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan
protein,
karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO
2,
gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. Oleh karena
itu keberadaan bakteri ini sangat berperan dalam mineralisasi di alam
dan dengan cara ini bakteri membersihkan dunia dari sampah-sampah
organik.
Bakteri nitrifikasi
Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu yang mampu
menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang berlangsung secara aerob di
dalam tanah. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu:
- Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit. Proses ini dinamakan nitritasi.
- Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat. Prosesnya dinamakan nitratasi.
Reaksi nitratasi
Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena
menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Tetapi
sebaliknya di dalam air yang disediakan untuk sumber air minum, nitrat
yang berlebihan tidak baik karena akan menyebabkan pertumbuhan
ganggang di permukaan air menjadi berlimpah.
Bakteri nitrogen
Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat
nitrogen
bebas dari udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang dapat
diserap oleh tumbuhan. Karena kemampuannya mengikat nitrogen di udara,
bakteri-bakteri tersebut berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah
pertanian. Kelompok bakteri ini ada yang hidup bebas maupun simbiosis.
Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu
Azotobacter chroococcum,
Clostridium pasteurianum, dan
Rhodospirillum rubrum. Bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu
Rhizobium leguminosarum, yang hidup dalam akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar. Tumbuhan yang bersimbiosis dengan
Rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk hijau seperti
Crotalaria,
Tephrosia, dan
Indigofera.
Akar tanaman polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan
senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi
akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat
mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit
sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam
tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi penambahan
nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.
Bakteri usus
Bakteri
Entamoeba coli hidup di kolon (
usus besar) manusia, berfungsi membantu membusukkan sisa pencernaan juga menghasilkan vitamin B
12, dan
vitamin K yang penting dalam proses pembekuan
darah. Dalam organ pencernaan berbagai hewan ternak dan kuda, bakteri anaerobik membantu mencernakan
selusosa rumput menjadi zat yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
Bakteri fermentasi
Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan:
No.
|
Nama produk atau makanan
|
Bahan baku
|
Bakteri yang berperan
|
1.
|
Yoghurt
|
susu
|
|
2.
|
Mentega
|
susu
|
|
3.
|
Terasi
|
ikan
|
|
4.
|
Asinan buah-buahan
|
buah-buahan
|
|
5.
|
Sosis
|
daging
|
|
6.
|
Kefir
|
susu
|
|
Bakteri penghasil antibiotik
Antibiotik
merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya
hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain. Beberapa bakteri yang
menghasilkan antibiotik adalah:
Bakteri merugikan
Bakteri perusak makanan
Beberapa spesies pengurai tumbuh di dalam makanan. Mereka mengubah makanan dan mengeluarkan hasil
metabolisme yang berupa toksin (racun). Racun tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia. Contohnya:
Bakteri denitrifikasi
Jika
oksigen
dalam tanah kurang maka akan berlangsung denitrifikasi, yaitu nitrat
direduksi sehingga terbentuk nitrit dan akhirnya menjadi amoniak yang
tidak dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Contoh bakteri yang menyebabkan
denitrifikasi adalah
Micrococcus denitrificans dan
Pseudomonas denitrificans.
Bakteri patogen
Merupakan kelompok bakteri parasit yang menimbulkan penyakit pada
manusia,
hewan dan
tumbuhan.
Bakteri penyebab penyakit pada manusia:
No.
|
Nama bakteri
|
Penyakit yang ditimbulkan
|
1.
|
|
Tifus
|
2.
|
|
Disentri basiler
|
3.
|
|
Kolera
|
4.
|
|
Influensa
|
5.
|
|
Pneumonia (radang paru-paru)
|
6.
|
|
TBC paru-paru
|
7.
|
|
Tetanus
|
8.
|
|
Meningitis (radang selaput otak)
|
9.
|
|
Gonorrhaeae (kencing nanah)
|
10.
|
|
Sifilis atau Lues atau raja singa
|
11.
|
|
Lepra (kusta)
|
12.
|
|
Puru atau patek
|
Bakteri penyebab penyakit pada hewan:
No.
|
Nama bakteri
|
Penyakit yang ditimbulkan
|
1.
|
|
Brucellosis pada sapi
|
2.
|
|
Mastitis pada sapi (radang payudara)
|
3.
|
|
Antraks
|
4.
|
|
Bengkak rahang pada sapi
|
5.
|
|
Penyakit pada ikan
|
Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan:
No.
|
Nama bakteri
|
Penyakit yang ditimbulkan
|
1.
|
|
Menyerang pucuk batang padi
|
2.
|
|
Menyerang tanaman kubis
|
3.
|
|
Penyakit layu pada famili terung-terungan
|
4.
|
|
Penyakit bonyok pada buah-buahan
|
Dekomposisi
Bakteri bekerja secara terstruktur dalam proses degradasi organisme
atau proses pembusukan mayat. Proses pembusukan berawal dari
mikroorganisme, misalnya bakteri-bakteri yang hidup di dalam usus besar
manusia. Bakteri tersebut mulai mendegradasi protein yang terdapat dalam
tubuh. Jika seluruh jenis ikatan protein sudah terputus, beberapa
jaringan tubuh menjadi tidak berfungsi. Proses ini disempurnakan bakteri
yang datang dari luar tubuh mayat, bisa berasal dari udara, tanah,
ataupun air. Seluruh jenis bakteri ini menyerang hampir seluruh sel di
tubuh dengan cara menyerang sistem pertahanan tubuh yang tidak lagi
aktif, menghancurkan jaringan otot, atau menghasilkan enzim penghancur
sel yang disebut
protease.
Kemudian dengan berbagai jenis metabolisme, mikroorganisme mulai
memakan jaringan mati dan mencernanya. Tak jarang kerja proses ini
dibantu reaksi kimia alami yang terjadi dalam organisme mati.
Bakteri heterotrof
Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi mayat. Kebanyakan
mereka berasal dari jenis bakteri heterotrof. Bakteri ini membutuhkan
molekul-molekul organik dari organisme lain sebagai nutrisi agar ia
dapat bertahan hidup dan berkembang biak. Berbeda dengan bakteri
autotrof yang mampu menghasilkan makanan sendiri dengan
CO2 sebagai nutrisi makro serta bantuan dari cahaya matahari atau sumber energi kimia lainnya.
Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan berkembang biak pada
organisme mati. Mereka mendapatkan energi dengan menguraikan senyawa
organik pada organisme mati. Molekul-molekul besar seperti
protein,
karbohidrat,
lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi metabolisme tubuh bakteri tersebut menjadi molekul-molekul tunggal seperti
asam amino,
metana, gas CO
2, serta molekul-molekul lain yang mengandung enam nutrisi utama bakteri, yaitu senyawa-senyawa
karbon (C),
hidrogen (H),
nitrogen (N),
oksigen (O),
fosfor (P), serta
sulfur (S).
Kumpulan unsur organik
Tubuh mayat adalah tempat hidup, sumber makanan, serta tempat
berkembang biak bakteri-bakteri tersebut, karena tubuh terdiri dari
kumpulan protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa organik dan anorganik
lain. Secara biologis, tubuh makhluk hidup (khususnya manusia) kumpulan
dari unsur-unsur organik seperti C, H, N, O, P, S, atau unsur anorganik
seperti K, Mg, Ca, Fe, Co, Zn, Cu, Mn, atau Ni. Keseluruhan unsur
tersebut dibutuhkan bakteri heterotrof sebagai sumber nutrisi alias
makanan utama mereka. Sementara cairan-cairan dengan
pH
(tingkat keasaman suatu larutan) tertentu yang berada dalam tubuh
manusia adalah media kultur (lingkungan) pertumbuhan yang baik bagi
bakteri-bakteri tersebut. '
Bakteri heterotrof' Tidak semua
mikroorganisme mampu mendegradasi mayat. Kebanyakan mereka berasal dari
jenis bakteri heterotrof. Bakteri ini membutuhkan molekul-molekul
organik dari organisme lain sebagai nutrisi agar ia dapat bertahan hidup
dan berkembang biak. Berbeda dengan bakteri autotrof yang mampu
menghasilkan makanan sendiri dengan CO2 sebagai nutrisi makro serta
bantuan dari cahaya matahari atau sumber energi kimia lainnya.Bakteri
heterotrof Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi mayat.
Kebanyakan mereka berasal dari jenis bakteri heterotrof. Bakteri ini
membutuhkan molekul-molekul organik dari organisme lain sebagai nutrisi
agar ia dapat bertahan hidup dan berkembang biak. Berbeda dengan bakteri
autotrof yang mampu menghasilkan makanan sendiri dengan CO2 sebagai
nutrisi makro serta bantuan dari cahaya matahari atau sumber energi
kimia lainnya.
Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan berkembang biak pada
organisme mati. Mereka mendapatkan energi dengan menguraikan senyawa
organik pada organisme mati. Molekul-molekul besar seperti protein,
karbohidrat, lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi metabolisme
tubuh bakteri tersebut menjadi molekul-molekul tunggal seperti asam
amino,Bakteri heterotrof Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi
mayat. Kebanyakan mereka berasal dari jenis bakteri heterotrof. Bakteri
ini membutuhkan molekul-molekul organik dari organisme lain sebagai
nutrisi agar ia dapat bertahan hidup dan berkembang biak. Berbeda dengan
bakteri autotrof yang mampu menghasilkan makanan sendiri dengan CO2
sebagai nutrisi makro serta bantuan dari cahaya matahari atau sumber
energi kimia lainnya.
Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan berkembang bBakteri
heterotrof Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi mayat.
Kebanyakan mereka berasal dari jenis bakteri heterotrof. Bakteri ini
membutuhkan molekul-molekul organik dari organisme lain sebagai nutrisi
agar ia dapat bertahan Bakteri heterotrof Tidak semua mikroorganisme
mampu mendegradasi mayat. Kebanyakan mereka berasal dari jenis bakteri
heterotrof. Bakteri ini membutuhkan molekul-molekul organik dari
organisme lain sebagai nutrisi agar ia dapat bertahan hidup dan
berkembang biak. Berbeda dengan bakteri autotrof yang mampu menghasilkan
makanan sendiri dengan CO2 sebagai nutrisi makro serta bantuan dari
cahaya matahari atau sumber energi kimia lainnya.
Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan berkembang biak pada
organisme mati. Mereka mendapatkan energi dengan menguraikan senyawa
organik pada organisme mati. Molekul-molekul besar seperti protein,
karbohidrat, lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi metabolisme
tubuh bakteri tersebut menjadi molekul-molekul tunggal seperti asam
amino, metana, gas CO2, serta molekul-molekul lain yang mengandung enam
nutrisi utama bakteri, yaitu senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen (H),
nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), serta sulfur (S).
hidup dan berkembang biak. Berbeda dengan bakteri autotrof yang mampu
menghasilkan makanan sendiri dengan CO2 sebagai nutrisi makro serta
bantuan dari cahaya matahari atau sumber energi kimia lainnya.
Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan berkembang biak pada
organisme mati. Mereka mendapatkan energi dengan menguraikan senyawa
organik pada organisme mati. Molekul-molekul besar seperti protein,
karbohidrat, lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi metabolisme
tubuh bakteri tersebut menjadi molekul-molekul tunggal seperti asam
amino, metana, gas CO2, serta molekul-molekul lain yang mengandung enam
nutrisi utama bakteri, yaitu senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen (H),
nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), serta sulfur (S).
Berkembang biak pada organisme mati. Mereka mendapatkan energi dengan
menguraikan senyawa organik pada organisme mati. Molekul-molekul besar
seperti protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa organik lain
didekomposisi metabolisme tubuh bakteri tersebut menjadi molekul-molekul
tunggal seperti asam amino, metana, gas CO2, serta molekul-molekul lain
yang mengandung enam nutrisi utama bakteri, yaitu senyawa-senyawa
karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), serta
sulfur (S).
Metana, gas CO2, serta molekul-molekul lain yang mengandung enam
nutrisi utama bakteri, yaitu senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen (H),
nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), serta sulfur (S).
Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan berkembang biak pada
organisme mati. Mereka mendapatkan energi dengan menguraikan senyawa
organik pada organisme mati. Molekul-molekul besar seperti protein,
karbohidrat, lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi metabolisme
tubuh bakteri tersebut menjadi molekul-molekul tunggal seperti asam
amino, metana, gas CO2, serta molekul-molekul lain yang mengandung enam
nutrisi utama bakteri, yaitu senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen (H),
nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), serta sulfur (S).
Bau busuk
Bau busuk dari tubuh mayat tidak hanya mengganggu, namun juga
membahayakan. Pembusukan dimulai dengan pemutusan ikatan protein-protein
besar pada jaringan tubuh oleh bakteri fermentasi menggunakan enzim
protease. Kumpulan hasil pemutusan ikatan protein yang disebut asam
amino ini dicerna berbagai jenis bakteri, misalnya bakteri acetogen.
Bakteri ini mereaksikan asam amino dengan oksigen dalam tubuhnya untuk
menghasilkan asam asetat, hidrogen, nitrogen, serta gas karbon dioksida.
Produk asam asetat ini menimbulkan bau.
Asam asetat yang dihasilkan ini diproses kembali oleh bakteri jenis methanogen, misalnya
Methanothermobacter thermoautotrophicum yang biasa hidup di lingkungan kotor seperti selokan dan pembuangan limbah (
septic tank). Asam asetat direaksikan dalam sel methanogen dengan gas hidrogen dan karbon dioksida untuk menghasilkan
metana,
air, dan karbon dioksida. Metana dalam bentuk gas juga menghasilkan bau busuk.
Selain asam asetat dan gas metana, beberapa bakteri menghasilkan gas
hidrogen sulfida yang baunya seperti telur busuk. Lebih dari itu, bau
busuk mayat di lautan yang bercampur dengan uap garam bersifat racun,
karena mampu mereduksi konsentrasi elektrolit dalam tubuh.
Produk berbahaya selain gas yang dihasilkan adalah cairan asam dan
cairan lain yang mengandung protein toksik. Jika cairan-cairan ini
sempat menginfeksi kulit yang luka atau terkena makanan, bukan hanya
produk beracun yang dapat masuk ke dalam tubuh tetapi juga bakteri
heterotrof patogen seperti clostridium.
Bakteri serta produk beracun ini dapat menginfeksi manusia lewat
kontaminasi makanan, minuman, atau luka di kulit. Karena adanya saluran
masuk ini, maka berbagai penyakit seperti
malaria,
diare, degradasi
sel darah merah, lemahnya
sistem pertahanan tubuh, infeksi pada luka (
tetanus), bengkak, atau infeksi pada
alat kelamin menjadi ancaman yang serius.
Cara mengatasi serangan mikroorganisme ini adalah dengan menjaga
makanan dan minuman tetap steril, yaitu dengan dipanaskan. Mencuci
tangan dan kaki dengan
sabun antiseptik cair sebelum makan. Menjaga lingkungan agar steril dengan cara menyemprotkan obat pensteril.
Bakteri-bakteri tersebut juga dapat dicegah pertumbuhannya dengan
cara meminum obat antibiotik atau suntik imunitas. Sifat-sifat inilah
yang harus dipahami dengan cara mengikuti prosedur standar penanganan
mayat. Antara lain menggunakan masker standar minimal
WHO
(tipe N-95), memakai sarung tangan khusus, serta mencuci tangan sebelum
dan sesudah mengangkat satu mayat. Langkah terbaik adalah segera
menguburkan mayat.
Bakteri yang paling membahayakan dan mudah tercemar adalah penyakit Thaiposan yang menyebabkan penyakit jereng
Sumber :
id.wikipedia.org