Selain terjadi pada tumbuhan mutasi juga
dapat terjadi pada manusia. Mutasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor
intern dan ekstern. Faktor intern berasal dari dalam tubuh makhluk hidup
sendiri atau faktor pembawaan. Faktor ekstern berasal dari luar tubuh,
yaitu dari lingkungan. Faktor-faktor ekstern dapat berupa makanan,
obat-obatan, dan senyawa tertentu yang berbahaya terhadap tubuh.
Senyawa-senyawa ini pada kadar tertentu dapat bersifat karsinogenik,
yaitu dapat memacu pertumbuhan sel-sel
kanker. Mutasi merupakan perubahan organisasi materi genetik yang
berupa gen atau kromosom dari suatu individu dan diwariskan kepada
generasi berikutnya. Mutasi yang terjadi pada sel-sel gamet (sel
kelamin) akan bersifat menurun, tetapi jika mutasi tersebut terjadi pada
sel-sel somatik (sel tubuh) maka perubahan itu hanya terjadi pada
individu tersebut dan tidak bersifat menurun.
Seorang ahli berkebangsaan Amerika
Serikat bernama Herman Yoseph Muller (1890 – 1945) berpendapat bahwa
mutasi yang terjadi pada sel-sel somatik (tubuh) tidak akan membawa
perubahan pada keturunannya, sedangkan mutasi yang terjadi pada sel-sel
gamet kebanyakan letal (mati) sebelum dilahirkan atau sebelum dewasa.
Peristiwa terjadinya mutasi dinamakan mutagenesis, sedangkan individu
yang mengalami mutasi disebut mutan. Faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya mutasi disebut mutagen. Untuk membahas peristiwa mutasi lebih
lanjut, perlu Anda ketahui bahwa mutasi ini memiliki beberapa
karakteristik umum antara lain pada peristiwa mutasi belum dapat
diketahui secara pasti bagian gen yang mengalami mutasi. Mutasi dapat
bersifat menguntungkan atau merugikan. Mutan akan dapat hidup jika dapat
beradaptasi dengan lingkungannya. Mutasi dapat muncul secara bebas.
Hasil dari mutasi sukar untuk diamati karena sebab-sebab berikut.
- Gen yang mengalami mutasi dalam suatu individu, tidak menonjolkan diri.
- Gen yang mengalami mutasi pada umumnya bersifat letal, sehingga tidak dapat diamati. Biasanya individu akan mati sebelum dilahirkan atau sebelum dewasa.
- Gen yang mengalami mutasi pada umumnya bersifat resesif, sehingga dalam keadaan heterozigot belum dapat terlihat.
1. Macam-Macam Mutasi. Materi
genetis pada suatu saat dapat mengalami perubahan. Perubahan sifat
keturunan secara umum disebut mutasi. Mutasi yang menunjukkan fenotipe
sedikit berbeda dari sifat normal menimbulkan variasi. Ada dua macam
variasi sebagai berikut.
a. Variasi genetis. Variasi genetis
adalah variasi yang disebabkan oleh perubahan materi genetis. Sifat ini
akan diwariskan kepada keturunannya.
b. Variasi lingkungan. Variasi lingkungan adalah variasi yang disebabkan oleh perubahan lingkungan. Sifat ini tidak diwariskan kepada keturunannya.
b. Variasi lingkungan. Variasi lingkungan adalah variasi yang disebabkan oleh perubahan lingkungan. Sifat ini tidak diwariskan kepada keturunannya.
Berdasarkan tempat terjadinya, perubahan materi genetis (mutasi) dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.
a. Mutasi kecil (point mutation). Mutasi kecil adalah perubahan yang terjadi pada susunan molekul gen, sedangkan lokus gennya tetap. Mutasi jenis ini menimbulkan alela.
b. Mutasi besar (gross mutation). Mutasi besar adalah perubahan yang terjadi pada struktur dan susunan kromosom. Istilah khusus untuk mutasi kromosom adalah aberasi.
a. Mutasi kecil (point mutation). Mutasi kecil adalah perubahan yang terjadi pada susunan molekul gen, sedangkan lokus gennya tetap. Mutasi jenis ini menimbulkan alela.
b. Mutasi besar (gross mutation). Mutasi besar adalah perubahan yang terjadi pada struktur dan susunan kromosom. Istilah khusus untuk mutasi kromosom adalah aberasi.
Berdasarkan faktor penyebabnya, mutasi dapat dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.
a. Mutasi alamiah (spontan). Mutasi alam
adalah mutasi yang terjadi dengan sendirinya atau penyebabnya tidak
diketahui secara pasti sehingga mutasi ini terjadi secara spontan.
Mutasi alam ini diduga disebabkan oleh sinar kosmis (proton, positron,
photon), sinar radioaktif (uranium), sinar ultraviolet, dan radiasi
ionisasi internal, yaitu bahan radioaktif dalam suatu jaringan tubuh
yang berpindah masuk ke jaringan lainnya.
b. Mutasi induksi (buatan). Mutasi buatan adalah mutasi yang terjadi akibat campur tangan manusia. Mutasi buatan ini memang sengaja dibuat oleh manusia untuk suatu kepentingan tertentu dan diambil manfaatnya. Mutasi buatan ini merupakan awal dari lahirnya rekayasa genetika dalam bidang biotekhnologi. Mutasi buatan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pemakaian bahan radioaktif untuk memperoleh bibit unggul, penggunaan radiasi peng-ion, pemakaian bahan kolkisin, dan penggunaan sinar X. Penyebab terjadinya mutasi disebut mutagen. Mutagen dapat berasal dari:
b. Mutasi induksi (buatan). Mutasi buatan adalah mutasi yang terjadi akibat campur tangan manusia. Mutasi buatan ini memang sengaja dibuat oleh manusia untuk suatu kepentingan tertentu dan diambil manfaatnya. Mutasi buatan ini merupakan awal dari lahirnya rekayasa genetika dalam bidang biotekhnologi. Mutasi buatan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pemakaian bahan radioaktif untuk memperoleh bibit unggul, penggunaan radiasi peng-ion, pemakaian bahan kolkisin, dan penggunaan sinar X. Penyebab terjadinya mutasi disebut mutagen. Mutagen dapat berasal dari:
- bahan fisika, misalnya radiasi yang dipancarkan oleh bahan radioaktif,
- bahan kimia, misalnya fenol, benz pyrene, metil cholauthrene, metil Hg, pestisida, formaldehid, colchicine,
- bahan biologi, misalnya virus penyebab kerusakan kromosom. Virus hepatitis menimbulkan aberasi pada darah dan tulang.
Mutasi yang terjadi di dalam tubuh dapat
berupa perubahan somatis (mutasi autosom), dan perubahan generatif atau
gametis (mutasi kromosom seks). Perubahan somatis (mutasi autosom)
terjadi pada jaringan tubuh, misal epitel, otot, tulang, dan saraf. Adapun perubahan generatif atau gametis (mutasi kromosom seks) terjadi pada gonade (kelamin).
2. Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga
mutasi titik. Mutasi ini terjadi karena perubahan urutan basa pada DNA
atau dapat dikatakan sebagai perubahan nukleotida pada DNA. Sebuah
protein yang disintesis tubuh berasal dari pembacaan
tiga pasangan basa (triplet). Masing-masing triplet merupakan kodon yang dibawa dari bagian sense rantai DNA. Triplet merupakan suatu bacaan yang dimengerti oleh tubuh sehingga dihasilkan asam amino. Mutasi gen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penggantian pasangan basa, insersi, dan delesi pasangan basa (Campbell, 1998: 318).
a. Penggantian Basa Nitrogentiga pasangan basa (triplet). Masing-masing triplet merupakan kodon yang dibawa dari bagian sense rantai DNA. Triplet merupakan suatu bacaan yang dimengerti oleh tubuh sehingga dihasilkan asam amino. Mutasi gen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penggantian pasangan basa, insersi, dan delesi pasangan basa (Campbell, 1998: 318).
Penggantian basa nitrogen adalah mutasi
gen yang terjadi akibat perubahan satu nukleotida dalam gen. Akibat
perubahan satu nukleotida tersebut, pasangan tiga basa (triplet) yang
merupakan kode genetik (kodon) akan berubah pula. Apakah pengaruh dari
perubahan satu basa ini? Pada beberapa kasus, mutasi gen akibat
penggantian basa ini tidak membawa pengaruh apaapa. Mengapa? Hal ini
terjadi karena pada sintesis protein, satu asam amino dapat dikodekan
oleh beberapa kodon. Kodon-kodon yang berbeda, namun dapat mengodekan
satu asam amino yang sama ini disebut kodon sinonim. Contohnya, jika
satu gen memiliki kodon UCA yang mengodekan asam amino serin mengalami
mutasi gen akibat penggantian basa nitrogen menjadi UCG. Pada
penggantian basa ini, mutasi gen tidak berpengaruh apa-apa karena kodon
UCA dan UCG sama-sama mengodekan asam amino serin (Gambar 5.1a).
Pada kasus lain, penggantian basa
nitrogen dapat menyebabkan perubahan rangkaian asam amino yang
dihasilkan. Hal ini terjadi karena perubahan satu basa tersebut
menghasilkan kodon yang berbeda dalam mengodekan asam amino. Contohnya,
suatu gen dengan urutan basa nitrogen UCA ACG GAG menghasilkan urutan
asam amino serinthreonin-glutamin. Adanya penggantian basa nitrogen
adenin (A) oleh sitosin (C) menyebabkan perubahan asam amino threonin
menjadi prolin. Akibatnya, urutan asam amino yang terbentuk menjadi
serin-prolinglutamat (Gambar 5.1b).
Pada contoh lain, perubahan satu basa
nitrogen dapat menyebabkan perubahan besar. Misalnya, perubahan basa
guanin (G) pada triplet GAG yang mengodekan asam amino glutamat, basa
guanin (G) digantikan oleh basa urasil (U) menjadi UAG. Perubahan ini
menghasilkan kodon UAG yang merupakan stop kodon, yaitu tanda
dihentikannya proses translasi pada sintesis protein. Hal ini
menyebabkan berhentinya proses sintesis protein sebelum waktunya (Gambar
5.1c). Perubahan urutan asam amino dan terhentinya proses translasi
sintesis protein dapat menyebabkan protein yang dibentuk rusak, tidak
aktif, bahkan berbahaya. Banyak kelainan genetik, seperti sickle-cell
anemia, buta warna, dan hemofilia merupakan hasil dari perubahan
beberapa basa pada gen penting.
b. Delesi dan Insersi Basa Nitrogen
Mutasi gen juga dapat terjadi
melalui delesi dan insersi. Delesi adalah peristiwa penghapusan atau
pengurangan satu basa nitrogen pada gen. Adapun insersi adalah peristiwa
penambahan satu basa nitrogen pada gen. Peristiwa mutasi ini memiliki
pengaruh yang lebih besar dibandingkan mutasi oleh penggantian basa
nitrogen. Jika suatu gen memiliki 300 buah urutan basa nitrogen maka
akan terbentuk polipeptida yang mengandung 100 urutan asam amino.
Apabila satu basa nitrogen disisipkan atau dihilangkan di tengah-tengah
urutan basa maka semua urutan basa akan berubah, demikian juga dengan
urutan asam aminonya. Perhatikan Gambar 5.2 berikut.
Mutasi ini menyebabkan pergeseran
“pembacaan” pesan kode genetik. Oleh karena itu, mutasi ini disebut juga
mutasi pergeseran kerangka (frameshift mutation). Satu kali mutasi ini,
menyebabkan perubahan pembacaan setiap kodon dimulai dari titik mutasi.
Seringkali mutasi ini menghasilkan protein yang tidak berguna atau
rusak.
3. Mutasi Kromosom. Mutasi
kromosom meliputi perubahan jumlah kromosom dan perubahan struktur
kromosom. Pada spesies, terdapat seperangkat kromosom (genom) dengan
jumlah kromosom yang konstan. Pada gamet mengandung n kromosom, sedangkan sel somatis mengandung 2n kromosom. Akan tetapi, kadang-kadang terjadi ketidakteraturan yang terjadi selama mitosis atau meiosis
sehingga menghasilkan sel-sel dengan jumlah kromosom yang bervariasi.
Hal itu terjadi melalui proses duplikasi atau adisi atau kehilangan
seluruh perangkat kromosom. Kejadian-kejadian yang menyangkut perubahan
kromosom, sebagai berikut.
a. Euploidi. Euploidi
merupakan mutasi yang melibatkan pengurangan atau penambahan dalam
perangkat kromosom (genom). Jenis-jenis euploidi, sebagai berikut.
1) Monoploidi
Organisme monoploidi memiliki satu genom (n kromosom) dalam sel tubuhnya. Hal itu terjadi pada sebagian besar bakteri, fungi, alga, lumut, dan serangga Hymenoptera. Organisme monoploidi kurang kuat dan bersifat steril karena kromosom homolog tidak memiliki pasangan selama meiosis.
Organisme monoploidi memiliki satu genom (n kromosom) dalam sel tubuhnya. Hal itu terjadi pada sebagian besar bakteri, fungi, alga, lumut, dan serangga Hymenoptera. Organisme monoploidi kurang kuat dan bersifat steril karena kromosom homolog tidak memiliki pasangan selama meiosis.
2) Diploidi
Organisme diploidi memiliki dua genom (2n kromosom) pada setiap sel somatis. Keadaan ini sangat menunjang fertilitas, keseimbangan pertumbuhan, adaptasi, dan kemampuan hidup.
Organisme diploidi memiliki dua genom (2n kromosom) pada setiap sel somatis. Keadaan ini sangat menunjang fertilitas, keseimbangan pertumbuhan, adaptasi, dan kemampuan hidup.
3) Poliploidi
Organisme poliploidi memiliki kromosom lebih dari dua genom (2n kromosom). Misal, triploid (3n), tetraploid (4n), dan pentaploid (5n). Pengaruh poliploidi terhadap sel atau individu, antara lain:
a) terjadinya pertumbuhan raksasa;
b) jumlah kandungan vitamin pada tumbuhan poliploidi lebih banyak;
c) kesuburan atau fertilitas umumnya berkurang.
Organisme poliploidi memiliki kromosom lebih dari dua genom (2n kromosom). Misal, triploid (3n), tetraploid (4n), dan pentaploid (5n). Pengaruh poliploidi terhadap sel atau individu, antara lain:
a) terjadinya pertumbuhan raksasa;
b) jumlah kandungan vitamin pada tumbuhan poliploidi lebih banyak;
c) kesuburan atau fertilitas umumnya berkurang.
b. Aneuploidi. Aneuploid
merupakan mutasi kromosom yang tidak melibatkan perubahan pada seluruh
genom, tetapi terjadi hanya pada salah satu kromosom dari genom.
Beberapa macam aneuploidi sebagai berikut.
1) Monosomik
Monosomik adalah peristiwa hilangnya satu kromosom dari sepasang kromosom homolog dengan rumus genom (2n –1), sehingga menghasilkan dua jenis gamet, yaitu (n) dan (n–1).
Monosomik adalah peristiwa hilangnya satu kromosom dari sepasang kromosom homolog dengan rumus genom (2n –1), sehingga menghasilkan dua jenis gamet, yaitu (n) dan (n–1).
2) Nulisomik
Nulisomik adalah peristiwa hilangnya sepasang kromosom homolog dengan rumus genom (2n–2). Organisme yang mengalami nulisomik menunjukkan ciri-ciri kurang kuat, kurang fertil, dan daya tahan hidup rendah.
Nulisomik adalah peristiwa hilangnya sepasang kromosom homolog dengan rumus genom (2n–2). Organisme yang mengalami nulisomik menunjukkan ciri-ciri kurang kuat, kurang fertil, dan daya tahan hidup rendah.
3) Trisomik
Trisomik adalah organisme diploid yang memiliki satu kromosom ekstra atau tambahan dengan rumus genom (2n + 1), sehingga gamet yang dihasilkan adalah (n + 1) dan (n).
Trisomik adalah organisme diploid yang memiliki satu kromosom ekstra atau tambahan dengan rumus genom (2n + 1), sehingga gamet yang dihasilkan adalah (n + 1) dan (n).
4) Tetrasomik
Jika satu pasang kromosom berada dalam tambahan seperangkat kromosom organisme dengan rumus genom (2n + 2) disebut tetrasomik.
Jika satu pasang kromosom berada dalam tambahan seperangkat kromosom organisme dengan rumus genom (2n + 2) disebut tetrasomik.
5) Trisomik ganda
Trisomik ganda, jika suatu organisme diploid dengan dua kromosom yang berbeda masing-masing menghasilkan trisomik ganda dengan rumus genom (2n + 1 + 1).
Trisomik ganda, jika suatu organisme diploid dengan dua kromosom yang berbeda masing-masing menghasilkan trisomik ganda dengan rumus genom (2n + 1 + 1).
4. Perubahan struktur kromosom. Perubahan
struktur kromosom merupakan penyimpangan yang terjadi di dalam kromosom
(intrakromosom). Ada jenis-jenis perubahan struktur kromosom, sebagai
berikut.
a. Defisiensi atau delesi
Delesi terjadi ketika kromosom kehilangan sebagian segmennya. Defisiensi ini mempunyai pengaruh genetis, antara lain efek letal (kematian) dan pseudodominan (pemunculan fenotipe sifat resesif, seperti sifat dominan).
Delesi terjadi ketika kromosom kehilangan sebagian segmennya. Defisiensi ini mempunyai pengaruh genetis, antara lain efek letal (kematian) dan pseudodominan (pemunculan fenotipe sifat resesif, seperti sifat dominan).
b. Duplikasi
Duplikasi terjadi jika kromosom memperoleh tambahan sebagian segmen kromosom lainnya. Duplikasi mempunyai efek genetis, antara lain melindungi pengaruh gen resesif yang merugikan untuk evaluasi materi genetik, dan menghasilkan efek posisi (menghasilkan fenotipe baru).
Duplikasi terjadi jika kromosom memperoleh tambahan sebagian segmen kromosom lainnya. Duplikasi mempunyai efek genetis, antara lain melindungi pengaruh gen resesif yang merugikan untuk evaluasi materi genetik, dan menghasilkan efek posisi (menghasilkan fenotipe baru).
Proses mutasi duplikasi
c. Inversi
Inversi merupakan mutasi yang terjadi karena perubahan letak gen akibat terpilinnya kromosom pada saat meiosis sehingga terbentuk kiasma. Tipe kelainan kromosom ini sulit diidentifikasi secara visual. Pada peristiwa inversi, urutan gen menjadi terbalik yang disebabkan karena kromosom pecah menjadi dua bagian, bagian tengahnya menyisip kembali dalam urutan terbalik.
Inversi merupakan mutasi yang terjadi karena perubahan letak gen akibat terpilinnya kromosom pada saat meiosis sehingga terbentuk kiasma. Tipe kelainan kromosom ini sulit diidentifikasi secara visual. Pada peristiwa inversi, urutan gen menjadi terbalik yang disebabkan karena kromosom pecah menjadi dua bagian, bagian tengahnya menyisip kembali dalam urutan terbalik.
Proses mutasi inversi
d. Translokasi
Translokasi adalah pertukaran sebagian kromosom dengan kromosom nonhomolog lainnya sehingga menghasilkan efek posisi.
Translokasi adalah pertukaran sebagian kromosom dengan kromosom nonhomolog lainnya sehingga menghasilkan efek posisi.
5. Peranan Mutasi dalam Salingtemas
Beberapa teknik yang digunakan dalam mutasi buatan menghasilkan keuntungan bagi kesejahteraan manusia. Pemanfaatan sinar radioaktif pada mutasi buatan, yaitu melalui radiasi sinar alfa, beta, dan gama serta sinar-X mampu meningkatkan hasil produksi pertanian. Penyinaran bertahap pada biji jagung dan biji gandum menghasilkan biji jagung dan biji gandum jenis unggul. Pada tanaman tomat dan apel, radiasi dapat digunakan untuk meningkatkan ukuran besar buahnya. Mutasi dalam bentuk poliploidi dimanfaatkan untuk peningkatan hasil pertanian melalui produksi buah tanpa biji dengan kualitas kandungan vitamin dan gizi yang tinggi, contoh, semangka, melon, dan lombok. Radiasi terhadap pertumbuhan sel dilakukan terhadap titik tumbuh tanaman umbi-umbian. Hal itu bertujuan untuk menghambat tunas. Dengan demikian hasil fotosintesis tidak banyak digunakan untuk pertumbuhan vegetatif tetapi tetap tersimpan dalam bentuk umbi, sehingga produksi umbi tersebut dapat dipertahankan. Radiasi juga digunakan untuk pemilihan bibit unggul pada jenis padi-padian. Hal tersebut telah dikembangkan di lembaga penelitian khusus padi, misal IRRI.
Beberapa teknik yang digunakan dalam mutasi buatan menghasilkan keuntungan bagi kesejahteraan manusia. Pemanfaatan sinar radioaktif pada mutasi buatan, yaitu melalui radiasi sinar alfa, beta, dan gama serta sinar-X mampu meningkatkan hasil produksi pertanian. Penyinaran bertahap pada biji jagung dan biji gandum menghasilkan biji jagung dan biji gandum jenis unggul. Pada tanaman tomat dan apel, radiasi dapat digunakan untuk meningkatkan ukuran besar buahnya. Mutasi dalam bentuk poliploidi dimanfaatkan untuk peningkatan hasil pertanian melalui produksi buah tanpa biji dengan kualitas kandungan vitamin dan gizi yang tinggi, contoh, semangka, melon, dan lombok. Radiasi terhadap pertumbuhan sel dilakukan terhadap titik tumbuh tanaman umbi-umbian. Hal itu bertujuan untuk menghambat tunas. Dengan demikian hasil fotosintesis tidak banyak digunakan untuk pertumbuhan vegetatif tetapi tetap tersimpan dalam bentuk umbi, sehingga produksi umbi tersebut dapat dipertahankan. Radiasi juga digunakan untuk pemilihan bibit unggul pada jenis padi-padian. Hal tersebut telah dikembangkan di lembaga penelitian khusus padi, misal IRRI.
0 komentar:
Posting Komentar