IKMAL INZAN CITA

WISUDA SARJANA STKIP MUH. BULUKUMBA

ALMAMATER SAKTI STKIP MUH. BULUKUMBA

RAPAT PROGRAM KERJA KKLP STKIP MUH. BULUKUMBA

GROWTH CENTRE

Senin, 18 Maret 2013

Imunitas

Tahukah kalian bahwa tubuh kita adalah sebuah sistem yang menyerupai miniatur sebuah negara?? Begitu lengkapnya sistem dalam tubuh kita mulai dari pusat pemerintahan, jaringan telekomunikasi, transportasi, bahkan sistem pertahanan. Dalam posting kali ini kita akan membahas satu sistem yang tak kalah penting dari sistem-sistem yang lain, yaitu sistem pertahanan tubuh atau sistem imun.

Sebagaimana sebuah negara, untuk mempertahankan stabilitas nasionalnya, mereka memerlukan sekelompok pasukan yang dipersenjatai lengkap dengan segala kemampuan dan kecakapan di bidang pertahanan nasional. Sistem pertahanan itu meliputi beberapa lini dan spesifikasi keahlian. Contohlah ada TNI angkatan darat, laut, udara, kopasus, kepolisian, intelijen bahkan yang terendah sekalipun seperti pertahanan rakyat yang dulu dikenal dengan sebutan Hansip.. :). Tubuh kita juga memiliki sistem pertahanan yang berlapis, bervariasi dan ada pula yang memiliki spesifikasi tugas tertentu. Immunitas adalah kemampuan mahluk hidup untuk menghadapi penyakit.
A. Mekanisme Pertahanan tubuh

1. Kekebalan Non spesifik
  • Yaitu kekebalan yang dimiliki sejak lahir
  • Berperan menghadapi segala bentuk infeksi yang masuk ke dalam tubuh mahluk hidup.
  • Meliputi
            a. Kekebalan non spesifik eksternal
                Terdiri dari jaringan epitelium ( kulit dan kelenjar mukosa )
                Sekresi kelenjar mukosa, sekresi kulit, saliva, air mata dan mukus

           b. Kekebalan non spesifik internal
               Sel-sel fagositik: neutrofil, makrofag dan eosinofil
               Natural Killer Cell
               Protein anti mikroba
               Inflamasi
               Demam

Keterangan
1. Makrofag
  • Meliputi 5% dari komposisi leukosit.
  • Berasal dari perkembangan sel monosit
  • Melekat pada polisakarida dari sel infektor dan memakannya dengan bantuan lisosom
  • Macam-macam sel makrofag
1. Berpindah tempat
2. Tidak berpindah tempat
  • Di paru-paru: Alveolar macrophage
  • Di Hati: sel-sel kupfer
  • Di Ginjal: Sel-sel mesangial
  • Di Otak: sel-sel Microgial
  • Di jaringan penghubung: histiotit
  • Di Limfa: Spleen
2. Neutrofil
  • Meliputi 60%-70% dari komposisi leukosit
  • Merupakan komponen terbesar pada leukosit
  • Memiliki kemampuan menghancurkan diri setelah menghadapi mikroba
3.  Eosinofil
  • Meliputi 1,5% dari komposisi leukosit
  • Bertugas menghadapi parasit besar seperti cacing
  • Cara kerja: menempatkan diri di dinding luar parasit dan menghasilkan enzim penghancur.
Komponen pertahanan tubuh Spesifik dan Non spesifik

4.  Natural Killer Cell
  • Sel pembunuh alami
  • Menghancurkan sel-sel tubuh terinfeksi dengan menyerang membran ( membran menjadi lisis )
5.  Respon Inflammatory
  • Sel yang mengalami kerusakan akan menghgeluarkan Histamin
  • Histamin menyebabkan pembesaran dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah 
  • Peningkatan supply darah ke daerah luka sangat penting untuk proses pertahanan tubuh oleh sel-sel makrofag dan penutupan luka oleh trombosit
  • Terjadi pembengkakan
6. Protein antimikroba
  • Salah satu jenis protein antimikroba adalah Interferon
  • Interferon dibentuk oleh sel-sel yang terinfeksi virus
2. Kekebalan Spesifik
    Terdiri dari
  • Kekebalan spesifik alami pasif: diperoleh dari ibunya sejak lahir
  • Kekebalan spesifik alami aktif: melalui infeksi ( pernah menderita suatu penyakit )
  • Kekebalan spesifik buatan pasif: transfer antibodi dari orang lain
  • Kekebalan spesifik buatan aktif: melalui iminisasi
Kekebalan Spesifik meliputi
1. Limfosit
  • Limfosit merupakan komponen sel darah putih/ leukosit. 
  • Terdapat 2 jenis limfosit yaitu limfosit B dan limfosit T
Pembentukan limfosit
Limfosit dibentuk dari Pluripotent stem cell
Terdapat pada sumsum tulang

Limfosit B
  • limfosit B dimatangkan dalam sumsum tulang
  • Merupakan kekebalan humoral, yaitu kekebalan yang terdapat dalam humor/ cairan tubuh
Limfosit T
  • Limfosit T dimatangkan dalam tymus
  • Merupakan kekebalan diperantarai sel
  • Aktif melawan infeksi bakteri, virus, dan parasit yang lain ( cacing, protozoa dll )
  • Bersifat menghancurkan sel-sel terinfeksi termasuk organ-organ transplantasi dan sel kanker
Sel Limfosit

Antigen dan Antibodi
1. Antigen
  • Merupakan substansi kimia yang mampu merangsang sistem imun untuk menimbulkan respon spesifik
  • Contoh antigen: bagian luar kapsul atau dinding sel bakteri
Ciri/ sifat/karakteristik
  • Bersifat immunogenitas: kemampuan untuk memicu perbanyakan antibodi dan limfosit
  • Reaktivitas: Kemampuan berreaksi dengan limfosit teraktivasi dan antibodi yang dilepas oleh reaksi kekebalan
2.  Antibodi
  • Yaitu protein yang dibentuk sebagai respon terhadap suatu antigen dan secara spesifik mengadakan reaksi dengan antigen tersebut
  • Antibodi memiliki fungsi utama untuk menonaktifkan dan menandai antigen dan akan terentuk antigen-antibodi
  • Antibodi disebut pula  Immunoglobulin ( Ig)  ( klik disini untuk mengetahui bermacam-macam Immunoglobulin )

Mengapa Bayi Yang Baru Lahir Berwarna Kuning?

Sekitar 40-50 persen bayi yang lahir normal kulitnya berwarna kuning. Biasanya kuningnya itu disebut kuning fisiologis, bukan karena kelainan atau penyakit melainkan karena fungsi organnya , yaitu hati yang belum matang. Bayi kuning disebabkan karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah. Normalnya secara berkala sel darah merahnya akan dipecah/ dibongkar. Kandungan 'samp[ah' dari hasil perombakan sel darah merah tersebut disebut Bilirubin Indirek



Semasa janin, bilirubin indirek ini akan dibuang oleh plasenta dan masuk ke hati ibu untuk selanjutnya diproses menjadi bilirubin direk dan dibuang bersama tinja. Bilirubin indirek memang harus dibuang karena dalam kadar tinggi dapat bersifat sebagai racun. Segera setelah bayi lahir, bayi harus mengolah ssendiri bilirubin indirek di hatinya. Namun karena fungsi hatinya belum sempurna karena belum matang, proses penghancuran dan pembuangan bilirubin menjadi lambat sehingga bilirubin indirek-nya tetap tinggi. Fungsi tersebut baru bisa berlangsung normal bila organ hatinya sudah matang, yakni sekitar 3-4 hari setelah lahir. 

Saat itu hati sudah mampu mengolah bilirubin indirek menjadi bilirubin direk sekaligus membuangnya. Makanya bayi kuning fisiologis biasanya akan mulai terlihat di hari kedua dan akan mencapai puncaknya pada hari ketiga setelah lahir. Mulanya kuning di sekitar wajah baru menjalar ke tubuh. Melewti hari ketiga, kadar bilirubin pelan-pelan menurun dan mumnya setelah hari ke-7 bayi tidak kuning lagi

Cryptomycota: Kingdom Baru????




Perkembangan dalam bahasan tentang klasifikasi mahluk hidup kelihatannya kembali akan mengalami perubahan besar. Setelah ditemukannya kingdom Archaea sebagai kelompok bakteri purba, klasifikasi mahluk hidup yang semula dikelompokkan menjadi 5 kingdom oleh R.H Whittaker, mengalami perkembangan menjadi 6 kingdom. Dan kemungkinan besar akan bergeser lagi menjadi 7 kingdom/ kerajaan dengan adanya penemuan spesies baru oleh ilmuwan Inggris.

Spesies baru ini menyerupai Fungi tetapi memiliki karakteristik yang berbeda dengan Fungi. Mereka menyebutnya sebagai Cryptomycota yang berarti yang tersembunyi dari kingdom Fungi. Cryptomycota memiliki bentuk yang menyerupai fungi tetapi berbeda dengan fungi yang memiliki dinding sel dari zat kitin, spesies ini hanya memiliki membran sel. Memiliki tiga fase hidup sebagai parasit pada algae, sebagai mahluk hidup madiri yang mencari makan dan fase dormansi.

Namun demikian penemuan ini masih dalah tahap penelitian lebih lanjut, baru 10% dari jenis yang diperkirakan sebagai spesies baru yang diteliti. Kita tunggu saja hasil penemuan berikutnya sesuai dengan prosedur yang berlaku akankah jenis ini menambah daftar klasifikasi mahluk hidup atau tidak.

Escherichia coli ( E.coli )




Beberapa hari terakhir dunia digemparkan oleh adanya epidemi penyakit yang konon disebabkan oleh bakteri E.coli. Puluhan korban berjatuhan dari negara-negara seperti Jerman, Austria, Republik Czech, Perancis, swedia dll. Spanyol dituding sebagai biang keladi penyebab penyebaran penyakit tersebut sampai-sampai perdana menterinya, Jose Luis Rodrigues Zapatero, menjadi berang dengan pemberitaan yang menyudutkan negaranya. Sampai-sampai ia mengajukan tuntutan ganti rugi atas pengembalian ekspor mentimun dan hasil pertanian mereka dari negara-negara Eropa yang termakan pemberitaan tersebut.


Apakah E. coli itu??

E. coli atau Eschericia coli sebenarnya merupakan bakteri normal tubuh yang hidup bersimbiosis pada usus besar manusia dan hewan vertebrata lainnya. Dalam jumlah yang normal, simbiosis yang terjadi merupakan simbiosis yang saling menguntungkan ( mutualisme ). Bakteri mendapatkan zat makanan dari hasil penguraian sisa-sisa makanan dan inangnya memperoleh keuntungan karena bakteri ini selain menguraikan sisa-sisa makanan agar mudah dikeluarkan oleh tubuh, juga membantu proses sintesis vitamin K. Selain itu dalam bidang bioteknologi, E.coli sering dijadikan sebagai agen untuk produk-produk bioteknologi seperti produksi hormon insulin.


Ada bermacam-macam strain ( galur ) E.coli yang kita kenal, diantaranya adalah:
  • Entero Patogenic E.coli ( EPEC )
  • Entero Toksigenic E coli ( ETEC )
  • Entero Heamorrhagic E coli ( EHEC )
  • Entero Invansif E coli ( EIEC )
  • Entero Agregatif E.coli ( EAEC )
Diperkirakan strain yang tengah mewabah di Eropa adalah dari hasil mutasi EAEC dan EHEC. EAEC menyebabkan diare parah karena memproduksi racun hemolisin yang menyerang mukosa usus.
Mutasi dua jenis bakteri ini menghasilkan strain baru yaitu O104 yang sangat mematikan.

Adapun gejala infeksi E,coli yang menyerang Eropa adalah sebagai berikut:
  1. Kram perut
  2. Diare
  3. Haemorrhagic colitis ( diare berdarah )
  4. Demam
  5. Muntah
Karakteristik umum dari infeksi mikroorganisme tersebut diantaranya memiliki masa inkubasi antara 3 sampai 8 hari an akan sembuh setelah 10 hari. Namun dalam kasus yang mewabah di eropa ini, keadaan tidak seperti normalnya, melainkan berlanjut ke keadaan yang semakin gawat yaitu terjadinya Haemolytic Uremic Syndrome ( HUS ) dengan gejala-gejala sebagai berikut
  • Kegagalan Ginjal akut ( Acute renal Failure )
  • Kekurangan trombosit ( Trombocytopenia ) dan
  • Anemia
Bahkan keadaanya bisa mencapai gangguan neurologis sampai stroke, koma atau epilepsi. kurang lebih 10 persen penderita infeksi EHEC akan berlanjut pada HUS, angka kematian berkisar antara 3 sampai 5 persen. 

Yang jelas kita berharap agar jangan sampai wabah tersebut sampai ke Indonesia. seperti kita ketahui bahwa salah satu penyebab termutasinya beberapa mikroorganisme menjadi lebih agresif salah satunya disebabkan oleh paparan UV yang semakin besar intensitasnya memasuki bumi. Penyebabnya tak lain adalah penggunaan zat-zat kimia yang menyebabkan polusi udara dan penipisan lapisan ozon. untuk itu marilah sedikit demi sedikit kita mulai peduli dengan lingkungan dan kebersihan baik kebersihan diri, lingkungan dan sesuatu yang kita makan.





Berbagai Macam Antibodi/ Immunoglobulin




Antibodi atau Immunoglobulin merupakan sistem pertahanan tubuh lapis ketiga yang bersifat spesifik. Fungsinya adalah merespon antigen yang dihasilkan oleh mikroorganisme parasit yang masuk ke dalam tubuh mahluk hidup. Fungsinya sangat spesifik dan hanya merespon terhadap antigen-antigen tertentu saja. Berikut adalah mbermacam-macam jenis Immunoglobulin

Immunoglobulin

Immunoglobulin G ( Ig G )
  • Merupakan satu-satunya immunoglobulin yang mampu melewati plasenta
  • Merupakan kekebalan pasif dari ibu kepada anaknya sera merupakan pertahanan utama untuk bayi pada minggu-minggu pertama dalam kehidupannya ( dari kolustrum)

Immunoglobulin M ( Ig M )
  • Disintesis pertama kali sebagai stimulus terhadap antigen
  • Tidak dapat melalui plasenta

Immunoglobulin A ( Ig A )
  • Ditemukan dalam sekresi eksternal. Contoh pada mukosa saluran nafas, intestinal, urin, genital, saliva, air mata dll
  • Dapat menetralisir virus dan menghalangi penempelan bakteri pada sel epitelium

Immunoglobulin D ( Ig D )
  • Melekat pada permukaan luar sel limfosit B
  • Berfungsi sebagai reseptor antigen sel limfosit B dan penting bagi aktivitas sel limfosit B tersebut.

Immunoglobulin E ( Ig E )
  • Disekresikan oleh sel plasma di kulit, mukosa dan tonsil
  • Mengakibatkan sel melepaskan histamin dan berperan dalam reaksi alergi
Reaksi Ig E terhadp alergen/ antigen

Daur Biogeokimia

Berikut ini kami tampilkan gambar untuk siklus/ daur Biogeokimia. Berhubung kualitas gambar untuk yang berbahasa Indonesia tidak begitu bagus maka kami menampilkan gambar dalam bahasa Inggris.

1. Daur/ Siklus Air


Add caption
2. Siklus/ Daur Karbon




Siklus/ Daur Nitrogen



4. Siklus/ Daur Sulfur ( Belerang )


5. Siklus/ Daur Phosphor


Amfibi

Salamander



Ada sekitar 360 jenis salamander dan kadal air. Amfibi langsing berekor ini adalah mahluk pemalu penghuni tempat lembab, terutama wilayah sejuk beriklim sedang di belahan bumi utara. Kebanyakan spesies mengalami metamorfosis ( perubahan bentuk fisik ). Namun ada beberpa salamander air yang mempertahankan ciri larva saat dewasa, terutama insang luar dan sirip

CIRI/ SIFAT DAN KARAKTERISTIK
A. Ritual Perkawinan

Kadal air besar menampilkan ritual perkawinan bawah air yang rumit. Pertama-tama, jantan berrenang di depan betina untuk memamerkan perutnya yang berwarna-warni. Ia mengangkat balung di punggungnya dan mengibas-kibaskan ekornya kemudian mengipaskan zat kimia bernama feromon ke arah betina untuk menarik perhatian. Terakhir jantan meletakkan spermanya di dasar kolam atau sungai untuk memandu betina ke atasnya agar telur dari betina dapat dibuahi



B. Merayap
Salamander api berjalan perlahan di darat. Seperti salamander lainnya, dua kaki yang diagonal bergerak bersamaan. Salamander mengangkat dan menggerakkan kaki depan di salah satu sisintubuhnya bersamaan dengan kaki belakang di sisi tubuh lainnya. Agar bisa berlari cepat secara mendadak, salamander mengibaskan ekornya yang panjang ke kiri dan ke kanan. Gerak mengibas ini meningkatkan kecepatan merayap.

C. Makanan
Salamander air memakan kecebong, bekicot dan ian kecil. Salamander darat memakan hewan bertubuh lunak, contohnya cacing.

Axolotl
Axolotl mengalami kondisi yang disebut neoteni. Ini berarti hewan tersebuta adalah dewasa yang matang secara seksual sehinga bisa berkembang biak. Namun bentuknya mirip larva. Ia takkan pernah mengembangkan kaki darat atau bentuk tubuh seperti salamander dewasa lain. Axolotl mempertahankan insangnya dan hidup akuatik sepenuhnya. Di alam bebas, axolotl sekarang hanya ditemukan di danau Xochimilco di Meksiko.


Anjing Lumpur

Anjing lumpur Amerika Utara adalah sejenis salamander. Insangnya khas berwarna merah dan terletak di kedua sisi kepalanya. Darah mengalir melalui insang dan mengikat oksigen dari air.








Sesilia

Sesilia adalah amfibi tanpa tungkai serupa cacing dengan gigi tajam dan kerangka bertulang. Ada yang hidup di bawah tanah dan menggunakan moncong yng runcing serta tengkorak yang keras untuk membuat liang di tanah. Ada pula yang hidup di air. Sesilia memiliki sirip pada ekor untuk berrenang. Sekitar 170 spesies sesilia ditemukan di wilayah tropis Afrika, Asia dan Amerika Selatan.


Penglihatan Sesilia buruk karena matanya tertutupi oleh lapisan pelindung. Sebagai pengimbangnya, amfibi ini memiliki organ pengindra di bawah setiap rongga mata. Tentakel ini mengumpulkan partikel bau di udara yang digunakan sesilia untuk menenttukan letk pasangan dan mangsa, misalnya cacing tanah.

Minggu, 17 Maret 2013

Phytoplankton dan Global Warming



A. Definisi

                 Phytoplankton adalah kelompok Plankton ( mahluk hidup uniseluler ) yang mengandung kloroplast/ klorofil pada selnya. Biasanya organisme ini berasal dari Cyanophyta ( ganggang hijau biru ) yang merupakan anggota kingdom Monera  dan Chlorophyta ( ganggang hijau ) yang merupakan anggota kingdom Protista ( Protista mirip tumbuhan/ algae/ ganggang.)
                  Di dalam ekosistem perairan Phytoplankton berperan sebagai produsen karena kemampuannya berfotosintesis membentuk cadangan makanan ( amylum ). Sifat fotosintesisnya menyerupai tumbuhan. Sehingga pada klasifikasi lama Cyanophyta dan Chlorophyta pernah dimasukkan dalam kelompok tumbuhan tingkat rendah ( Thallophyta )

B. Peranan Phytoplankton

                   Jika kita melakukan pengamatan mikroskopis pada sampel air dari kolam/ atau sungai,sepintas air tersebut nampak jernih. Namun setelah kita amati dengan mikroskop, disana banyak ditemukan sebentuk benda bulat, oval, benang dan bermacam-macam bentuk unik lain yang berwarna hijau atau hijau kebiruan. Itulah organisme kecil yang ternyata memiliki peranan yang sangat besar bagi kehidupan mahluk hidup di dunia, Phytoplankton.

Selain telah disebutkan bahwa Phytoplankton merupakan produsen dalam ekosistem perairan, dan organisme uniseluler autotrof tersebut merupakan penyumbang 80% Oksigen di bumi.

Ternyata pengertian selama ini tentang penyumbang oksigen terbesar adalah tumbuhan kurang tepat. Berdasar penelitian terbaru, Phytoplankton-lah penyumbang oksigen terbesar.

Mengapa demikian?
Jumlah populasi phytoplankton di permukaan bumi sangatlah melimpah, mengingat organisme tersebut merupakan organisme uniseluler akuatik. Selain kemampuannya dalam menghasilkan makanan sendiri, hasil samping proses fotosintesisnya adalah berupa Oksigen. Sedangkan tumbuhan peran utamanya adalah mengurangi emisi karbondioksida (CO2) di udara. Kontribusinya terhadap persediaan oksigen di bumi hanya 20%.

C. Phytoplankton dapat mengurangi terjadinya pemanasan global ?????

Berikut ini penemuan yang luar biasa atas keberadaan Phytoplankton di bumi: ( diambil dari apakabardunia )

Para ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan plankton secara tidak langsung dapat membuat awan yang dapat menahan sebagian sinar matahari yang merugikan. Sehingga plankton bisa membantu memperlambat proses pemanasan bumi.
Dierdre Toole dari Institusi Oceanografi Woods Hole (WHOI) dan David Siegel dari Universitas California, Santa Barbara (UCSB) adalah dua peneliti itu.

Penelitian yang dibiayai oleh NASA tersebut mengungkapkan ketika matahari menyinari lautan, lapisan atas laut (sekitar 25 meter dari permukaan laut) memanas, dan menyebabkan perbedaan suhu yang cukup tinggi dengan lapisan laut di bawahnya. Lapisan atas dan bawah tersebut terpisah dan tidak saling tercampur.


Plankton hidup di lapisan atas, tapi nutrisi yang diperlukan oleh plankton terdapat lebih banyak di lapisan bawah laut. Karenanya, plankton mengalami malnutrisi.

Akibat kondisi malnutrisi ditambah dengan suhu air yang panas, plankton mengalami stress sehingga lebih rentan terhadap sinar ultraviolet yang dapat merusaknya.

Karena rentan terhadap sinar ultraviolet, plankton mencoba melindungi diri dengan menghasilkan zat dimethylsulfoniopropionate (DMSP) yang berfungsi untuk menguatkan dinding sel mereka.
Zat ini jika terurai ke air akan menjadi zat dimethylsulfide (DMS). DMS kemudian terlepas dengan sendirinya dari permukaan laut ke udara.

Di atmosfer, DMS bereaksi dengan oksigen sehingga membentuk sejenis komponen sulfur. Komponen sulfur DMS itu kemudian saling melekat dan membentuk partikel kecil seperti debu. Partikel-partikel kecil tersebut kemudian memudahkan uap air dari laut untuk berkondensasi dan membentuk awan.

Jadi, secara tidak langsung, plankton membantu menciptakan awan. Awan yang terbentuk menyebabkan semakin sedikit sinar ultraviolet yang mencapai permukaan laut, sehingga plankton pun terbebas dari gangguan sinar ultraviolet.

Proses ini sebenarnya telah beberapa tahun dipelajari di laboratorium oleh para ilmuwan, namun proses alamiahnya baru kali ini dapat dipelajari.

Awan yang disebabkan oleh plankton ini, dipercaya dapat memperlambat proses pemanasan bumi, serta memiliki efek besar tehadap iklim bumi. Namun, untuk membuktikan hal tersebut, masih harus dilakukan penelitian lanjutan yang seksama.

Penelitian yang dilakukan di Laut Sargasso, lepas pantai Bermuda ini juga menemukan secara mengejutkan bahwa partikel DMS ini dapat terurai dengan sendirinya di udara setelah tiga sampai lima hari saja. Padahal, karbondioksida di udara, dapat bertahan hingga berpuluh-puluh tahun.

Karena penguraian alamiah DMS sangat cepat, DMS tidak akan menimbulkan efek rumah kaca, tidak seperti karbondioksida.

Jadi bersyukurlah karena mereka kita masih bisa menghirup udara dengan bebas untuk kelangausngan hidup. Lalu yang terpenting dan terutama, bersyukurlah karena Tuhan mu telah menciptakan mereka.

Temukan gambar2 untuk Phytoplankton disini 

Halomonas titanicae: Bakteri Pemakan Bangkai Kapal Titanic

Pada 15 April 1912, Kapal RMS Titanic tenggelam. Sebuah kecelakaan kapal paling tenar sepanjang masa. Kisah kapal yang bangkainya yang kini terbaring di dasar Laut Atlantik terus mempesona dan menginspirasi banyak orang. Termasuk romantisme Jack dan Rose dalam film Hollywood berjudul 'Titanic. Namun, siapa sangka eksistensi bangkai Titanic sedang terancam, gara-gara bakteri. Para peneliti di Dalhousie University, Halifax, Nova Scotia, Canada telah meneliti bakteri yang menggerogoti Titanic. Itu adalah bakteri pemakan karat.




Menggunakan teknologi DNA, ilmuwan Dahousie, Henrietta Mann dan Bhavleen Kaur, serta peneliti dari University of Sevilla, Spanyol mampu mengidentifikasi spesies bakteri baru yang dikumpulkan dari rusticles -- formasi karat yang mirip stalaktit dari bangkai Kapal Titanic. Bakteri pemakan besi teroksidasi itu bahkan telah diberi nama, Halomonas titanicae.Penemuan bakteri ini punya arti penting dalam upaya mengawetkan bangkai kapal ini. "Pada 1995, saya memprediksi Titanic bakal bertahan 30 tahun lagi," kata Henrietta Mann, seperti dimuat situs LiveScience."Tapi, ini jauh lebih buruk. Umurnya mungkin lebih pendek, 15 atau 20 tahun."Bangkai Titanic saat ini ditutupi rusticle yang dibentuk setidaknya oleh 27 bakteri, termasuk Halomonas titanicae.

Rusticles memiliki pori-pori yang memungkinkan air melewatinya. Melalui proses yang agak rumit, ia akhirnya akan hancur menjadi bubuk. "Ini adalah proses alam, daur ulang besi kembali ke alam," kata Mann.Pasca tenggelam, selama beberapa dekade Titanic menyimpan misteri. Tak ada yang tahu di mana tepatnya lokasi kapal mahsyur itu tenggelam. Bangkai Titanic akhirnya ditemukan oleh ekspedisi gabungan Perancis-Amerika Serikat pada tahun 1985. Bangkai Titanic dijumpai berada sedikitnya 3,8 kilometer di bawah permukaan laut di 530 kilometer tenggara Newfoundland, Canada. Dalam 25 tahun sejak penemuannya, bangkai Titanic dengan cepat memburuk.

Meski nantinya gagal menyelamatkan Titanic, penemuan bakteri ini punya arti yang sangat penting. Salah satunya, mempercepat pelapukan kapal tua dan rig minyak lawas.
Di sisi lain, penemuan bakteri ini juga akan membantu para ilmuwan mengembangkan cat atau lapisan pelindung untuk menjaga kapal dari bakteri pemakan karat itu. Temuan peneliti akan dipublikasikan 8 Desember 2010 dalam International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology. (hs)

Sumber: VIVAnews

Loricifera: Hewan Yang Mampu Hidup Tanpa Oksigen

Sekelompok peneliti laut dalam asal Italia dan Denmark menemukan hewan multiseluler yang melangsungkan seluruh hidupnya tanpa menghirup oksigen.






Kelompok peneliti itu menemukan tiga spesies Loricifera (hewan serupa ubur-ubur berukuran panjang kurang dari satu milimeter) di endapan cekungan L’Atalante, sebuah kawasan perairan asin tak beroksigen di kedalaman 3000 meter, dasar laut Mediterrania, atau laut tengah.

Ketika Antonio Pusceddu, peneliti dari Marche Polytechnic University, Italia, dan rekan-rekannya menemukan Loricifera tersebut, mereka memperkirakan bahwa hewan itu jatuh ke dasar laut setelah hewan itu mati.

“Kami kira sangatlah tidak mungkin mereka bisa hidup di sana,” kata Pusceddu, seperti dikutip dari Discovermagazine, 27 Desember 2010. Akan tetapi, dari uji coba yang dilakukan pada dua ekspedisi berikutnya, diketahui bahwa hewan yang ditemukan itu masih hidup.

Pusceddu menyebutkan, Loricifera memiliki cara adaptasi yang unik terhadap lingkungan bebas oksigen.

Hewan ini tidak memiliki mitochondria (organel sel yang mampu mengonversi oksigen menjadi energi seperti yang ada di seluruh sel hewan lainnya). Akan tetapi mereka menggunakan struktur yang menyerupai hydrogenosom, organ yang menggunakan mikroba untuk menghasilkan energi.

Yang menarik, temuan ini membuka kemungkinan adanya kehidupan hewan yang lebih kompleks di lingkungan keras bebas oksigen lainnya. Baik di Bumi ataupun di tempat-tempat lain. (hs)

sumber: VIVAnews

Bagian Otak Yang Mengatur Tidur

Setiap malam kita masuk ke dalam kondisi biologis ajaib, yakni transisi dari sadar secara penuh ke tidur. Akan tetapi, sekelompok peneliti asal Washington State University mencoba mencari tahu lebih lanjut apa yang menyebabkan peralihan itu terjadi.


Ternyata, kunci dari peralihan antara sadar ke tidur adalah salah satu molekul terpenting pada tubuh, yakni Adenosine triphosphate (ATP). ‘Tombol tidur’ ini merupakan senyawa yang menyimpan energi yang akan digunakan dalam metabolisme.

Seperti dikutip dari Discovermagazine, 30 Desember 2010, tim peneliti yang dipimpin oleh neurobiolog James Krueger, menemukan bahwa penembakan neuron terus menerus di otak saat kita terjaga menyebabkan mereka melepas ATP ke ruang di antara sel.

Saat molekul itu terakumulasi, ia mengikatkan diri ke neuron di sekelilingnya dan mendukung sel. Ini memungkinkan sel menyerap senyawa kimia lain, seperti tumor necrosis factor dan interleukin 1, yang kemungkinan besar membuat sel itu tertidur.

Sel-sel ini kemudian aktif saat elemen lain di otak mulai menurunkan aktivitasnya dan membuat manusia tertidur. “Temuan ini menegaskan bahwa tidur bukanlah fenomena yang terjadi di seluruh bagian otak,” kata Krueger. “Tidur hanya terjadi pada sejumlah sirkuit syaraf yang paling aktfi di siang hari dan melepaskan sebagian besar ATP,” ucapnya.

Ini berarti, kata Krueger, sebagian lain dari otak tetap terjaga meskipun kita tertidur pulas. “Ini merupakan temuan yang sangat penting,” kata Mark Mahowald, pakar pengamat tidur di University if Minnesota yang tidak terlibat dalam penelitian itu. “Temuan bahwa hanya sebagian dari otak saja yang tertidur sangat sesuai dengan pemahaman kami seputar fenomena sleepwalking,” ucapnya.

Seperti diketahui, saat sleepwalking terjadi, orang tidur sambil berjalan, sambil matanya terbuka dan dapat menghindari obyek yang ada di hadapannya agar tidak menabrak. Meski demikian, orang itu tidak memiliki kesadaran saat melakukan sleepwalking.

Peran ATP yang semakin jelas ini juga dapat berperan penting dalam proses pembuatan obat-obatan baru untuk membantu mengatasi insomnia ataupun masalah gangguan tidur lainnya.

Sumber: VIVAnews

Bunga Bangkai

Salah satu bentuk keanekaragaman hayati khas/ endemik Indonesia adalah bunga raksasa yang selama ini kita kenal dengan nama Bunga bangkai. Beberapa orang ternyata memiliki pemahaman yang berbeda tentang "Bunga Bangkai". Mereka menyebutkan bahwa bunga bangkai adalah Rafflesia. Memang tidak salah...Rafflesia memang kita kenal sebagai bunga bangkai, tetapi bunga bangkai sendiri bukan hanya Rafflesia. Nama Bunga Bangkai digunakan berdasar pada baunya yang khas dan menyengat seperti bau bangkai.

Di Indonesia dikenal 2 jenis bunga bangkai yaitu: Patma Raksasa ( Rafflesia arrnoldii ) dan Suweg Raksasa ( Amorphophallus titanum )

1. Bunga Patma raksasa ( Rafflesia arnoldii )

Merupakan tumbuhan parasit obligat, memiliki ukuran yang sangat besar bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Merupakan kelompok tumbuhan Liana ( merambat ), tidak berdaun dan tidak memiliki kemampuan ber-fotosintesis.



Merupakan tumbuhan khas dari Propinsi Bengkulu, Sumatera, dan merupakan flora endemik Indonesia

Bunga ini merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang Tetrastigma. Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang tumbuh di tumbuhan merambat Tetrastigma

Bunga mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina. Hewan penyerbuk adalah lalat yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga. 

Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati. Presentase pembuahan sangat kecil, karena bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu minggu, itu pun kalau ada lalat yang datang membuahi.

Klasifikasi:
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Rafflesiales
Famili: Rafflesiaceae
Genus: Rafflesia
Spesies: R. arnoldii

Berdasar klasifikasinya, tumbuhan ini merupakan kelompok tumbuhan Angiospermae dari kelas Dicotyledoneae




2. Suweg Raksasa ( Amorphophallus sp )
 
Tumbuhan ini memiliki dua fase dalam kehidupannya yang muncul secara bergantian, fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semunya. Tingginya dapat mencapai 6m. Setelah beberapa waktu (tahun), organ vegetatif ini layu dan umbinya dorman. Apabila cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, bunga majemuknya akan muncul. Apabila cadangan makanan kurang tumbuh kembali daunnya.

Amorphophallus titanum

 Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti lingga (sebenarnya adalah tongkol atau spadix) yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar. Bunganya berumah satu dan protogini: bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri. Hingga tahun 2005, rekor bunga tertinggi di penangkaran dipegang oleh Kebun Raya Bonn, Jerman yang menghasilkan bunga setinggi 2,74m pada tahun 2003. Pada tanggal 20 Oktober 2005, mekar bunga dengan ketinggian 2,91m di Kebun Botani dan Hewan Wilhelma, Stuttgart, juga di Jerman. Namun demikian, Kebun Raya Cibodas, Indonesia mengklaim bahwa bunga yang mekar di sana mencapai ketinggian 3,17m pada dini hari tanggal 11 Maret 2004 . 

Bunga mekar untuk waktu sekitar seminggu, kemudian layu. Apabila pembuahan terjadi, akan terbentuk buah-buah berwarna merah dengan biji di pada bagian bekas pangkal bunga. biji-biji ini dapat ditanam. Setelah bunga masak, seluruh bagian generatif layu. Pada saat itu umbi mengempis dan dorman. Apabila mendapat cukup air, akan tumbuh tunas daun dan dimulailah fase vegetatif kembali.karena keunikan bunga ini, bunga ini sering diperjual belikan oleh manusia, itulah faktor utama bunga ini langka.

Amorphophallus paeoniifolius
 



Klasifikasi
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Alismatales
Famili: Araceae
Genus: Amorphophallus
Spesies: Amorphophallus sp
Dari klasifikasinya, Suweg raksaasa merupakan kelompok tumbuhan Angiospermeae dari kelas Monocotyledoneae

Lichenes (Lumut Kerak)

  • Mychophycophyta disebut juga Lichenes/Liken/ lumut kerak. 
  • Merupakan simbiosis antara jamur dan ganggang yang bersifat mutualisme
  • Organisme perintis/ pionir


  • Komponen Lichenes
Mycobiont: Jamur
Ascomycota, dan Basidiomycota

Phycobiont: Ganggang/ algae
Ganggang hijau ( Chlorophyta)= Chlorella, Rivilaria
Ganggang Hijau-Biru (Cyanophyta)=Nostoc, Gloeocapsa


  • Bentuk simbiosis
Jamur: menyerap air dan mineral dengan menggunakan hifa. Hifa jamur meliputi wilayah yang sangat luas sehingga penyerapan air dan mineral lebih efektif..
Ganggang: mengandung klorofil dan mempunyai kemampuan berfotosintesis
Cyanophyta juga mampu memfiksasi nitrogen dan menyediakan nitrogen organik

  • Lichenes memiliki alat reproduksi berupa SOREDIA
Klasifikasi
1. Krustos: menyerupai kerak
2. Folios: menyerupai daun
Contoh: Parmelia sp
3. Fruktikos: Menyerupai semak
contoh: Usnea

Krustos

Folios

Fruktikos

Macam dan Karakter

1. Parmelia acetabulum
Menempel pada pohon seperti kulit kayu berwarna abu-abu
2. Usnea dasipoga ( lumut janggut)
Bentuknya seperti tumbuhan tingkat tinggi
Menghasilkan usnin ( sebagai obat tradisional )
3. Graphis
Menempel pada pohon, berbentuk coretan
4. Cladonia rengiferina
Makanan utama rusa kutub
5. Certraria islandica
Bahan ramuan obat
6. Rocellia tinctoria
Pembuatan lakmus


Peran Lichenes
  • Obat-obatan
  • Bahan pembuat kertas lakmus
  • Penguat aroma pada parfum
  • Indikator pencemaran udara

MIKORIZA


  • Adalah simbiosis antara jamur ( Ascomycota, Basidiomycota dan Zygomycota ) dengan akar tumbuhan tingkat tinggi, misalnya tumbuhan pinus
  • Bersifat mutualisme
Klasifikasi
  • Ektomikoriza: Bila hifa hanya menembus sampai lapisan epidermis akar
  • Endomikoriza: Bila hifa menembus sampai lapisan korteks


Monera

Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok raksasa dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Struktur sel mereka dijelaskan lebih lanjut dalam artikel mengenai prokariota, karena bakteri merupakan prokariota, untuk membedakan mereka dengan organisme yang memiliki sel lebih kompleks, disebut eukariota. Istilah "bakteri" telah diterapkan untuk semua prokariota atau untuk kelompok besar mereka, tergantung pada gagasan mengenai hubungan mereka.
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel hewan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok lain.

Sejarah

Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674 dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον yang memiliki arti "small stick".

Struktur sel

Struktur sel prokariota
Artikel utama struktur sel bakteri
Seperti prokariota (organisme yang tidak memiliki selaput inti) pada umumnya, semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana. Struktur bakteri yang paling penting adalah dinding sel. Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif didasarkan pada perbedaan struktur dinging sel. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang terdiri atas lapisan peptidoglikan yang tebal dan asam teichoic. Sementara bakteri Gram negatif memiliki lapisan luar, lipopolisakarida - terdiri atas membran dan lapisan peptidoglikan yang tipis terletak pada periplasma (di antara lapisan luar dan membran sitoplasmik).
Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lainnya seperti flagela dan fimbria yang digunakan untuk bergerak, melekat dan konjugasi. Beberapa bakteri juga memiliki kapsul atau lapisan lendir yang membantu pelekatan bakteri pada suatu permukaan dan biofilm formation. Bakteri juga memiliki kromosom, ribosom dan beberapa spesies lainnya memiliki granula makanan, vakuola gas dan magnetosom.
Beberapa bakteri mampu membentuk endospora yang membuat mereka mampu bertahan hidup pada lingkungan ekstrim.

Morfologi/bentuk bakteri

Berbagai bentuk tubuh bakteri
Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
  • Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
    • Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
    • Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
    • Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar
    • Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
    • Staphylococcus, jika bergerombol
    • Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
  • Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:
    • Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
    • Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
  • Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
    • Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran
    • Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah tua.

Alat gerak bakteri

Gambar alat gerak bakteri: A-Monotrik; B-Lofotrik; C-Amfitrik; D-Peritrik;
Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel. Hampir semua bakteri yang berbentuk lengkung dan sebagian yang berbentuk batang ditemukan adanya flagel. Sedangkan bakteri kokus jarang sekali memiliki flagel. Ukuran flagel bakteri sangat kecil, tebalnya 0,02 – 0,1 mikro, dan panjangnya melebihi panjang sel bakteri. Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima golongan, yaitu:
  • Atrik, tidak mempunyai flagel.
  • Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.
  • Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.
  • Amfitrik, mempunyai sejumlah flagel pada kedua ujungnya.
  • Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.

Suhu

Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan:
  • Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30°C, dengan suhu optimum 15°C.
  • Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55°C, dengan suhu optimum 25° – 40°C.
  • Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° – 75°C, dengan suhu optimum 25° – 40°C
Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93° – 94°C.

Suhu

Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan:
  • Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30°C, dengan suhu optimum 15°C.
  • Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55°C, dengan suhu optimum 25° – 40°C.
  • Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° – 75°C, dengan suhu optimum 25° – 40°C
Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93° – 94°C.

Kelembapan

Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.

 Cahaya

Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme yang tidak berklorofil. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan atau zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang aerob dan beberapa spesies dari Clostridium yang anaerob dapat mempertahankan diri dengan spora. Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora. Endospora dibentuk oleh penggumpalan protoplasma yang sedikit sekali mengandung air. Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan bakteri aktif. Apabila keadaan lingkungan membaik kembali, endospora dapat tumbuh menjadi satu sel bakteri biasa. Letak endospora di tengah-tengah sel bakteri atau pada salah satu ujungnya.

 Kelembapan

Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.

 Cahaya

Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme yang tidak berklorofil. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan atau zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang aerob dan beberapa spesies dari Clostridium yang anaerob dapat mempertahankan diri dengan spora. Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora. Endospora dibentuk oleh penggumpalan protoplasma yang sedikit sekali mengandung air. Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan bakteri aktif. Apabila keadaan lingkungan membaik kembali, endospora dapat tumbuh menjadi satu sel bakteri biasa. Letak endospora di tengah-tengah sel bakteri atau pada salah satu ujungnya.

 Peranan Bakteri

 Bakteri menguntungkan

 Bakteri pengurai

Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, serta sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. Oleh karena itu keberadaan bakteri ini sangat berperan dalam mineralisasi di alam dan dengan cara ini bakteri membersihkan dunia dari sampah-sampah organik.

 Bakteri nitrifikasi

Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu yang mampu menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang berlangsung secara aerob di dalam tanah. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu:
  • Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit. Proses ini dinamakan nitritasi.


Reaksi nitritasi
  • Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat. Prosesnya dinamakan nitratasi.
Reaksi nitratasi
Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Tetapi sebaliknya di dalam air yang disediakan untuk sumber air minum, nitrat yang berlebihan tidak baik karena akan menyebabkan pertumbuhan ganggang di permukaan air menjadi berlimpah.

 Bakteri nitrogen

Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan. Karena kemampuannya mengikat nitrogen di udara, bakteri-bakteri tersebut berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah pertanian. Kelompok bakteri ini ada yang hidup bebas maupun simbiosis. Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum. Bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup dalam akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar. Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera. Akar tanaman polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.

 Bakteri usus

Bakteri Entamoeba coli hidup di kolon (usus besar) manusia, berfungsi membantu membusukkan sisa pencernaan juga menghasilkan vitamin B12, dan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah. Dalam organ pencernaan berbagai hewan ternak dan kuda, bakteri anaerobik membantu mencernakan selusosa rumput menjadi zat yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh dinding usus.

 Bakteri fermentasi

Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan:
No.
Nama produk atau makanan
Bahan baku
Bakteri yang berperan
1.
Yoghurt
susu
2.
Mentega
susu
3.
Terasi
ikan
4.
Asinan buah-buahan
buah-buahan
5.
Sosis
daging
6.
Kefir
susu


Bakteri penghasil antibiotik

Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain. Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:

Bakteri merugikan

Bakteri perusak makanan

Beberapa spesies pengurai tumbuh di dalam makanan. Mereka mengubah makanan dan mengeluarkan hasil metabolisme yang berupa toksin (racun). Racun tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia. Contohnya:

Bakteri denitrifikasi

Jika oksigen dalam tanah kurang maka akan berlangsung denitrifikasi, yaitu nitrat direduksi sehingga terbentuk nitrit dan akhirnya menjadi amoniak yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Contoh bakteri yang menyebabkan denitrifikasi adalah Micrococcus denitrificans dan Pseudomonas denitrificans.

Bakteri patogen

Merupakan kelompok bakteri parasit yang menimbulkan penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.
Bakteri penyebab penyakit pada manusia:



No.
Nama bakteri
Penyakit yang ditimbulkan
1.
Tifus
2.
Disentri basiler
3.
Kolera
4.
Influensa
5.
Pneumonia (radang paru-paru)
6.
TBC paru-paru
7.
Tetanus
8.
Meningitis (radang selaput otak)
9.
Gonorrhaeae (kencing nanah)
10.
Sifilis atau Lues atau raja singa
11.
Lepra (kusta)
12.
Puru atau patek
Bakteri penyebab penyakit pada hewan:
No.
Nama bakteri
Penyakit yang ditimbulkan
1.
Brucellosis pada sapi
2.
Mastitis pada sapi (radang payudara)
3.
Antraks
4.
Bengkak rahang pada sapi
5.
Penyakit pada ikan

Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan:
No.
Nama bakteri
Penyakit yang ditimbulkan
1.
Menyerang pucuk batang padi
2.
Menyerang tanaman kubis
3.
Penyakit layu pada famili terung-terungan
4.
Penyakit bonyok pada buah-buahan

 

Dekomposisi

Bakteri bekerja secara terstruktur dalam proses degradasi organisme atau proses pembusukan mayat. Proses pembusukan berawal dari mikroorganisme, misalnya bakteri-bakteri yang hidup di dalam usus besar manusia. Bakteri tersebut mulai mendegradasi protein yang terdapat dalam tubuh. Jika seluruh jenis ikatan protein sudah terputus, beberapa jaringan tubuh menjadi tidak berfungsi. Proses ini disempurnakan bakteri yang datang dari luar tubuh mayat, bisa berasal dari udara, tanah, ataupun air. Seluruh jenis bakteri ini menyerang hampir seluruh sel di tubuh dengan cara menyerang sistem pertahanan tubuh yang tidak lagi aktif, menghancurkan jaringan otot, atau menghasilkan enzim penghancur sel yang disebut protease. Kemudian dengan berbagai jenis metabolisme, mikroorganisme mulai memakan jaringan mati dan mencernanya. Tak jarang kerja proses ini dibantu reaksi kimia alami yang terjadi dalam organisme mati.

 

Bakteri heterotrof

Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi mayat. Kebanyakan mereka berasal dari jenis bakteri heterotrof. Bakteri ini membutuhkan molekul-molekul organik dari organisme lain sebagai nutrisi agar ia dapat bertahan hidup dan berkembang biak. Berbeda dengan bakteri autotrof yang mampu menghasilkan makanan sendiri dengan CO2 sebagai nutrisi makro serta bantuan dari cahaya matahari atau sumber energi kimia lainnya.
Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan berkembang biak pada organisme mati. Mereka mendapatkan energi dengan menguraikan senyawa organik pada organisme mati. Molekul-molekul besar seperti protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi metabolisme tubuh bakteri tersebut menjadi molekul-molekul tunggal seperti asam amino, metana, gas CO2, serta molekul-molekul lain yang mengandung enam nutrisi utama bakteri, yaitu senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), serta sulfur (S).

Kumpulan unsur organik

Tubuh mayat adalah tempat hidup, sumber makanan, serta tempat berkembang biak bakteri-bakteri tersebut, karena tubuh terdiri dari kumpulan protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa organik dan anorganik lain. Secara biologis, tubuh makhluk hidup (khususnya manusia) kumpulan dari unsur-unsur organik seperti C, H, N, O, P, S, atau unsur anorganik seperti K, Mg, Ca, Fe, Co, Zn, Cu, Mn, atau Ni. Keseluruhan unsur tersebut dibutuhkan bakteri heterotrof sebagai sumber nutrisi alias makanan utama mereka. Sementara cairan-cairan dengan pH (tingkat keasaman suatu larutan) tertentu yang berada dalam tubuh manusia adalah media kultur (lingkungan) pertumbuhan yang baik bagi bakteri-bakteri tersebut. 'Bakteri heterotrof' Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi mayat. Kebanyakan mereka berasal dari jenis bakteri heterotrof. Bakteri ini membutuhkan molekul-molekul organik dari organisme lain sebagai nutrisi agar ia dapat bertahan hidup dan berkembang biak. Berbeda dengan bakteri autotrof yang mampu menghasilkan makanan sendiri dengan CO2 sebagai nutrisi makro serta bantuan dari cahaya matahari atau sumber energi kimia lainnya.Bakteri heterotrof Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi mayat. Kebanyakan mereka berasal dari jenis bakteri heterotrof. Bakteri ini membutuhkan molekul-molekul organik dari organisme lain sebagai nutrisi agar ia dapat bertahan hidup dan berkembang biak. Berbeda dengan bakteri autotrof yang mampu menghasilkan makanan sendiri dengan CO2 sebagai nutrisi makro serta bantuan dari cahaya matahari atau sumber energi kimia lainnya.
Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan berkembang biak pada organisme mati. Mereka mendapatkan energi dengan menguraikan senyawa organik pada organisme mati. Molekul-molekul besar seperti protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi metabolisme tubuh bakteri tersebut menjadi molekul-molekul tunggal seperti asam amino,Bakteri heterotrof Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi mayat. Kebanyakan mereka berasal dari jenis bakteri heterotrof. Bakteri ini membutuhkan molekul-molekul organik dari organisme lain sebagai nutrisi agar ia dapat bertahan hidup dan berkembang biak. Berbeda dengan bakteri autotrof yang mampu menghasilkan makanan sendiri dengan CO2 sebagai nutrisi makro serta bantuan dari cahaya matahari atau sumber energi kimia lainnya.
Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan berkembang bBakteri heterotrof Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi mayat. Kebanyakan mereka berasal dari jenis bakteri heterotrof. Bakteri ini membutuhkan molekul-molekul organik dari organisme lain sebagai nutrisi agar ia dapat bertahan Bakteri heterotrof Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi mayat. Kebanyakan mereka berasal dari jenis bakteri heterotrof. Bakteri ini membutuhkan molekul-molekul organik dari organisme lain sebagai nutrisi agar ia dapat bertahan hidup dan berkembang biak. Berbeda dengan bakteri autotrof yang mampu menghasilkan makanan sendiri dengan CO2 sebagai nutrisi makro serta bantuan dari cahaya matahari atau sumber energi kimia lainnya.
Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan berkembang biak pada organisme mati. Mereka mendapatkan energi dengan menguraikan senyawa organik pada organisme mati. Molekul-molekul besar seperti protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi metabolisme tubuh bakteri tersebut menjadi molekul-molekul tunggal seperti asam amino, metana, gas CO2, serta molekul-molekul lain yang mengandung enam nutrisi utama bakteri, yaitu senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), serta sulfur (S).
hidup dan berkembang biak. Berbeda dengan bakteri autotrof yang mampu menghasilkan makanan sendiri dengan CO2 sebagai nutrisi makro serta bantuan dari cahaya matahari atau sumber energi kimia lainnya.
Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan berkembang biak pada organisme mati. Mereka mendapatkan energi dengan menguraikan senyawa organik pada organisme mati. Molekul-molekul besar seperti protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi metabolisme tubuh bakteri tersebut menjadi molekul-molekul tunggal seperti asam amino, metana, gas CO2, serta molekul-molekul lain yang mengandung enam nutrisi utama bakteri, yaitu senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), serta sulfur (S).
Berkembang biak pada organisme mati. Mereka mendapatkan energi dengan menguraikan senyawa organik pada organisme mati. Molekul-molekul besar seperti protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi metabolisme tubuh bakteri tersebut menjadi molekul-molekul tunggal seperti asam amino, metana, gas CO2, serta molekul-molekul lain yang mengandung enam nutrisi utama bakteri, yaitu senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), serta sulfur (S).
Metana, gas CO2, serta molekul-molekul lain yang mengandung enam nutrisi utama bakteri, yaitu senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), serta sulfur (S).
Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan berkembang biak pada organisme mati. Mereka mendapatkan energi dengan menguraikan senyawa organik pada organisme mati. Molekul-molekul besar seperti protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi metabolisme tubuh bakteri tersebut menjadi molekul-molekul tunggal seperti asam amino, metana, gas CO2, serta molekul-molekul lain yang mengandung enam nutrisi utama bakteri, yaitu senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), serta sulfur (S).

Bau busuk

Bau busuk dari tubuh mayat tidak hanya mengganggu, namun juga membahayakan. Pembusukan dimulai dengan pemutusan ikatan protein-protein besar pada jaringan tubuh oleh bakteri fermentasi menggunakan enzim protease. Kumpulan hasil pemutusan ikatan protein yang disebut asam amino ini dicerna berbagai jenis bakteri, misalnya bakteri acetogen. Bakteri ini mereaksikan asam amino dengan oksigen dalam tubuhnya untuk menghasilkan asam asetat, hidrogen, nitrogen, serta gas karbon dioksida. Produk asam asetat ini menimbulkan bau.
Asam asetat yang dihasilkan ini diproses kembali oleh bakteri jenis methanogen, misalnya Methanothermobacter thermoautotrophicum yang biasa hidup di lingkungan kotor seperti selokan dan pembuangan limbah (septic tank). Asam asetat direaksikan dalam sel methanogen dengan gas hidrogen dan karbon dioksida untuk menghasilkan metana, air, dan karbon dioksida. Metana dalam bentuk gas juga menghasilkan bau busuk.
Selain asam asetat dan gas metana, beberapa bakteri menghasilkan gas hidrogen sulfida yang baunya seperti telur busuk. Lebih dari itu, bau busuk mayat di lautan yang bercampur dengan uap garam bersifat racun, karena mampu mereduksi konsentrasi elektrolit dalam tubuh.
Produk berbahaya selain gas yang dihasilkan adalah cairan asam dan cairan lain yang mengandung protein toksik. Jika cairan-cairan ini sempat menginfeksi kulit yang luka atau terkena makanan, bukan hanya produk beracun yang dapat masuk ke dalam tubuh tetapi juga bakteri heterotrof patogen seperti clostridium.
Bakteri serta produk beracun ini dapat menginfeksi manusia lewat kontaminasi makanan, minuman, atau luka di kulit. Karena adanya saluran masuk ini, maka berbagai penyakit seperti malaria, diare, degradasi sel darah merah, lemahnya sistem pertahanan tubuh, infeksi pada luka (tetanus), bengkak, atau infeksi pada alat kelamin menjadi ancaman yang serius.
Cara mengatasi serangan mikroorganisme ini adalah dengan menjaga makanan dan minuman tetap steril, yaitu dengan dipanaskan. Mencuci tangan dan kaki dengan sabun antiseptik cair sebelum makan. Menjaga lingkungan agar steril dengan cara menyemprotkan obat pensteril.
Bakteri-bakteri tersebut juga dapat dicegah pertumbuhannya dengan cara meminum obat antibiotik atau suntik imunitas. Sifat-sifat inilah yang harus dipahami dengan cara mengikuti prosedur standar penanganan mayat. Antara lain menggunakan masker standar minimal WHO (tipe N-95), memakai sarung tangan khusus, serta mencuci tangan sebelum dan sesudah mengangkat satu mayat. Langkah terbaik adalah segera menguburkan mayat.
Bakteri yang paling membahayakan dan mudah tercemar adalah penyakit Thaiposan yang menyebabkan penyakit jereng
Sumber :
id.wikipedia.org